INFO NASIONAL - Padatnya penduduk di Jakarta membuat kota ini menghadapi permasalahan polusi yang semakin mengkhawatirkan, hingga mengancam kesehatan dan menurunkan kualitas hidup secara signifikan. Menanggapi kondisi tersebut, sekelompok siswa Jakarta Intercultural School (JIS) berhasil menghadirkan solusi inovatif bernama Ruang Nafas, sebuah teknologi yang mampu memantau dan memperbaiki kualitas udara di lingkungan sekitar.
Siswa JIS sekaligus penggagas Ruang Nafas, Justin Tjitra mengatakan, Ruang Nafas lahir dari keyakinan bahwa udara bersih adalah hak semua orang. "Dengan kreativitas, kolaborasi dan teknologi sederhana, kami membuktikan setiap orang bisa menciptakan solusi untuk polusi tanpa biaya besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, pada Rabu, 11 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ide ini muncul pada Oktober 2024, di mana Justin dan tim merancang sendiri sistem deteksi seperti sensor elektronik, penyaring udara, hingga 3D printing. Sensor yang diciptakan dapat mendeteksi Air Quality Index (AQI) yang mengonversikan Particulate Matter (PM) 2,5 dan PM 10 yang mengindikasikan kualitas udara. Pada bagian filter Ruang Nafas, terinspirasi dari Corsi–Rosenthal Box yang mengkombinasikan pre-filter dan HEPA filter dalam satu unit. Prototipe pertama rampung pada Desember 2024. Kecanggihan tersebut memakan biaya penelitian yang tidak besar, bahkan separuh dari harga jual di pasaran.
Seiring berjalannya waktu, pada April 2025, beberapa unit Ruang Nafas telah didonasikan ke Ronald McDonald House Charities Indonesia, Sekolah Musika, SLB Ulaka Penca dan Yayasan Insan Anugerah untuk memperluas manfaat langsung bagi komunitas rentan. Tak hanya itu, kolaborasi dengan LSM Bicara Udara pada acara Car Free Day 1 Juni 2025 lalu juga menjadi ajang advokasi tim Ruang Nafas untuk mengajak masyarakat merakit sendiri filter udara dengan modal yang terjangkau.
Selain itu, melalui program Biru School Alliance, Ruang Nafas didemonstrasikan didepan 360 murid SMP Santa Ursula Jakarta, pada Rabu, 4 Juni 2025 lalu. Mulai dari proses desain, pemrograman sensor, dan praktik 3D printing. Menunjukkan bagaimana ide sederhana dapat menciptakan dampak besar bagi lingkungan.
Ruang Nafas pun kini terus dikembangkan demi menghadirkan udara bersih sebagai hak setiap orang. Sensor yang digunakan semakin presisi dalam mendeteksi partikel polutan, filter dirancang lebih efisien menyaring udara kotor, dan desain alat dibuat semakin ringkas untuk memudahkan penggunaan. Semuanya dilakukan dengan biaya yang terjangkau agar Ruang Nafas bisa diakses lebih luas oleh masyarakat. (*)