PDIP Nilai Alokasi Anggaran Pendidikan untuk Sekolah Kedinasan Tidak Tepat

1 month ago 25
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP menilai pemerintah belum mengalokasikan mandatory spending 20 persen APBN untuk pendidikan secara tepat. Sebab, pemerintah masih memakai anggaran itu untuk membiayai sekolah kedinasan dan program makan bergizi gratis (MBG) dalam porsi yang lebih besar daripada untuk pendidikan dasar.

Sikap Partai Banteng itu disampaikan Ketua DPP PDIP Maria Yohana Esti Wijayati. "PDI Perjuangan melihat pengalokasian anggaran untuk pendidikan di kebijakan pemerintah pusat ini belum sesuai dengan yang mestinya dilaksanakan," kata Esti di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Senin, 30 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Esti menyoroti anggaran pendidikan untuk sekolah kedinasan di bawah kementerian/lembaga yang dia nilai masih terlalu besar. Menurut Esti, biaya pendidikan satu mahasiswa di sekolah kedinasan bisa jauh melampaui biaya mahasiswa di perguruan tinggi negeri.

Tak hanya itu, Esti juga menyoroti penggunaan anggaran pendidikan untuk program makan bergizi gratis. Saat ini, program dari Presiden Prabowo Subianto itu menggunakan sekitar Rp 71 triliun atau setara 10 persen dari anggaran pendidikan. "Mestinya itu tidak perlu masuk atau tidak boleh dimasukkan di dalam anggaran pendidikan," ucap Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu.

Esti berujar seharusnya pemerintah bisa lebih fokus menggunakan anggaran pendidikan di APBN untuk pendidikan dasar dan menengah. Apalagi, kata dia, saat ini Mahkamah Konstitusi (MK) telah memutuskan bahwa sekolah SD dan SMP swasta harus diselenggarakan negara secara gratis.

Esti menyebut putusan MK itu bisa dijalankan jika ada penyesuaian anggaran pendidikan di APBN. Alokasi untuk sekolah kedinasan dan makan gratis, kata dia, seharusnya tidak mengambil proporsi terlalu besar di anggaran pendidikan. "Komitmen ini harus kita bangun bersama, bahwa pendidikan dasar memang harus kemudian menjadi yang didahulukan," kata dia.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Atip Latipulhayat sebelumnya menyatakan putusan MK soal sekolah swasta gratis sejalan dengan amanat konstitusi. Namun, ia menyebut tantangan utama dalam pelaksanaan kebijakan ini terletak pada pengalokasian anggaran yang belum fokus.

“Putusan MK itu bukan sesuatu yang baru. Wajib belajar memang semestinya gratis. Tapi yang jadi masalah adalah bagaimana penganggarannya,” kata Atip saat dihubungi Tempo, Sabtu, 31 Mei 2025.

Menurut Atip, persoalan utama bukan pada besar kecilnya anggaran pendidikan, melainkan pada distribusinya yang tersebar di banyak kementerian dan lembaga. “Anggaran pendidikan 20 persen dari APBN kalau dialokasikan dengan tepat, bisa memenuhi amanat undang-undang. Tapi sekarang hanya sekitar 4,6 persen yang dikelola Kemendikdasmen,” ujar dia.

Atip mencontohkan, banyak kementerian mengklaim memiliki fungsi pendidikan dan menggunakan alokasi anggaran untuk pelatihan atau sekolah kedinasan. “Kita perlu refocusing. Perlu penataan ulang agar 20 persen anggaran itu betul-betul dipakai untuk penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah,” ujarnya.

Dinda Shabrina berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Read Entire Article