TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM menuding TNI telah menembak warga sipil di Kampung Aleleng, Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo, Papua pada Senin dinihari, 16 Juni 2025. Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom mengklaim, warga sipil itu tewas saat terjadi kontak tembak antara TNI dan OPM.
"Warga sipil atas nama Mesak Asipalek berumur 54 tahun tewas ditembak militer di bagian kepala," kata Sebby dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 17 Juni 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sebby, korban sipil itu tewas ditembak saat hendak keluar dari kediamannya di Distrik Tangma, Kabupaten Yahukimo. Dia mengatakan, korban tewas dari sipil itu dituduh aparat militer sebagai bagian dari OPM.
Selain warga sipil, Sebby berujar bahwa salah satu milisi OPM dinyatakan tewas dalam kontak tembak tersebut. Kombatan kelompok separatis di Papua yang tewas ini adalah Prek Serera.
"Dia adalah prajurit aktif yang ikut berperang bersama pasukan TPNPB sejak 2016 dari Nduga hingga Yahukimo," kata Sebby. Jabatan terakhir Prek Serera di TPNPB-OPM sebagai Komandan Kompi Markas A Batalion Wesem di Kodap III Ndugama-Derakma.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan atau Kapuspen TNI Mayor Jenderal Kristomei Sianturi membantah tudingan OPM. Menurut dia, penembakan pasukan militer dilakukan kepada dua milisi OPM dari kelompok Egianus Kogoya di Ndugama.
"Operasi penindakan dilakukan secara terencana, terukur, dan proporsional," kata Kristomei dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 17 Juni 2025.
Dia mengatakan, aparat militer mendapat informasi dari masyarakat ihwal keberadaan sejumlah anggota OPM di salah satu rumah di Kampung Ligima. Peristiwa baku tembak terjadi antara TNI dan OPM di Kampung Aleleng.
"Peristiwa ini mengakibatkan dua anggota OPM tewas di tempat dan tidak ada korban jiwa maupun luka di pihak kami," ucapnya.
Dalam operasi penindakan itu, ujarnya, ditemukan satu pucuk pistol Revolver, satu pucuk pistol rakitan, lima butir amunisi, telepon genggam, hingga teleskop optik. Dia berujar, operasi penindakan terhadap OPM ini komitmen instansi pertahanan negara untuk melindungi masyarakat dari ancaman dan teror kelompok bersenjata.
Kristomei mengimbau kepada milisi OPM yang masih mengangkat senjata untuk menghentikan tindakan kekerasan tersebut. Dia mengajak kepada kombatan kelompok separatis itu untuk kembali berikrar setia ke NKRI.
"Kami akan terus mengutamakan pendekatan dialogis, penegakan hukum, dan pembinaan teritorial, seraya membuka pintu dialog dan rekonsiliasi bagi siapapun," ucapnya.