Liputan6.com, Jakarta - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk siswa sekolah dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Seyogianya, setidaknya ada dua tujuan pemeriksaan kesehatan bagi murid sekolah, bukan hanya cek kesehatan saja.
Pertama adalah untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sekolah, dan kedua untuk meningkatkan pemahaman kesehatan pada anak dan juga lingkungan sekolah.
Untuk mencapai dua tujuan itu, ada setidaknya lima hal yang perlu dilakukan. Pertama, tentu melakukan pemeriksaan pada murid sekolah sesuai dengan program yang ditetapkan, tentu makin lengkap makin baik.
Kedua, selain pemeriksaan maka perlu dilakukan juga penyuluhan kesehatan, baik kepada murid, guru, dan juga petugas sekolah lainnya.
Ketiga, hasil check-up perlu ditindaklanjuti, di mana anak-anak yang ditemukan ada masalah kesehatan (walaupun masih dini sekalipun) perlu mendapat penanganan kesehatan segera.
Keempat, yang menangani kesehatan di dalam sekolah, bisa UKS, petugas kesehatan sekolah, atau mungkin ada guru yang ditunjuk, perlu terlibat langsung dalam kegiatan cek kesehatan di sekolah ini.
Poin Berikutnya
Kelima, Puskesmas di daerah lokasi sekolah tentu punya tanggung jawab besar sebagai perwujudan dari implementasi pelayanan kesehatan primer.
Pertama, menentukan penjadwalan kegiatan CKG, yang harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Baik kalau digunakan sistem elektronik, electronic school screening schedule.
Kedua, secara langsung melakukan pemeriksaan dengan standar mutu yang terjamin, atau prinsip evidence-based screening services to students.
Ketiga, melakukan tindak lanjut untuk merujuk anak yang memerlukan pemeriksaan lanjutan, baik ke Puskesmas ataupun ke rumah sakit setempat.
Keempat, mengelola data yang dikumpulkan serta menganalisisnya dengan baik, demi terwujudnya sekolah sehat.
Kelima, melakukan upaya promotif preventif seperti program imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, serta upaya penyuluhan dan promosi kesehatan lainnya.
Saya, misalnya, sebagai salah satu warga kota yang tinggal di Cilandak, diminta oleh Puskesmas Cilandak untuk memberikan ceramah kesehatan pada guru-guru SD di lingkungan Kecamatan Cilandak.
Prof. Tjandra Yoga Aditama
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI
Adjunct Professor Griffith University – Australia