Liputan6.com, Jakarta - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah resmi dimulai hari ini, Senin, 4 Agustus 2025. Sebanyak 12 sekolah dari berbagai jenjang di Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, dan Semarang menjadi lokasi pelaksanaan perdana program ini.
Salah satu lokasi kick off adalah SDN Cideng 02 Jakarta Pusat. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., hadir langsung menyaksikan jalannya pemeriksaan kesehatan di sekolah tersebut.
Mendikdasmen tiba di SDN Cideng 02 sekitar pukul 06.42 WIB, mengenakan kaus polo putih dan celana bahan hitam.
Sesampainya di gerbang sekolah, Mendikdasmen disambut meriah oleh barisan siswa yang telah bersiap mengenakan berbagai seragam seperti merah putih, dokter cilik, jumantik cilik, pramuka, PMR, karate, hingga pencak silat.
Para siswa berdiri rapi di sisi kanan dan kiri jalan, menyanyikan lagu penyambutan penuh semangat yang menggema di halaman sekolah.
"Selamat datang bapak... Selamat datang bapak... Selamat datang di Cideng Dua... Salam! Salam! Terimalah salam dari kami yang ingin maju bersama-sama,"
Menteri Abdul Mu’ti bersama perwakilan pemerintah disambut secara simbolis dengan penyematan kain batik merah oleh perwakilan siswa. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan apel pagi dan senam bersama yang diikuti para siswa dan guru.
Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah di SDN Cideng 02
Kegiatan pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga medis dari Puskesmas Kecamatan Gambir. Pemeriksaan dibagi dalam tiga posko.
Posko pertama melayani pendaftaran, pengukuran tinggi dan berat badan, pengecekan tekanan darah, dan pemeriksaan gigi.
Posko kedua difokuskan untuk memeriksa mata, telinga, serta menyediakan layanan konsultasi dokter.
Sementara posko ketiga yang terletak di lapangan digunakan untuk tes kebugaran fisik dengan lintasan lari yang telah disiapkan.
Layanan kesehatan yang diberikan meliputi pemeriksaan telinga, mata, gigi, kesehatan jiwa, status gizi, tekanan darah, tuberkulosis, diabetes melitus, kebugaran, fungsi hati, kesehatan reproduksi, hingga riwayat imunisasi dan kebiasaan merokok.
Cek Kesehatan Gratis Diawali Tes Lari
Tes kebugaran dilakukan dengan lari sejauh satu kilometer, sesuai standar pengukuran kebugaran anak usia 6 sampai 12 tahun. Penanggung jawab kebugaran dari Puskesmas Gambir, Novel menjelaskan bahwa tes ini bertujuan melihat apakah anak-anak berada dalam kategori bugar atau tidak.
"Hasil klasifikasinya akan ditindaklanjuti oleh guru PJOK, terutama bagi siswa yang hasilnya belum optimal," katanya. Masing-masing kategori, baik, cukup, atau kurang, memiliki metode perbaikan tersendiri.
Menteri Abdul Mu’ti juga menyempatkan diri berdialog dengan para siswa. Dia bertanya tentang kebiasaan sarapan dan jam bangun pagi.
"Sayur sop," jawab salah satu siswa.
"Jam 5! Jam setengah 4!," sahut siswa lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri juga menyampaikan pentingnya tujuh kebiasaan sehat anak Indonesia, mulai dari bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, hingga aktif bermasyarakat.
"Bangun pagi, beribadah, olahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, dan bermasyarakat," teriak para siswa mengikuti komando Menteri Abdul Mu'ti.
"Nanti setelah diperiksa, kalian jadi tahu kondisi kesehatannya. Yang giginya bolong-bolong mana, diperiksa matanya, tidak usah takut," ujar Mendikdasmen memberikan semangat.
Cerita Murid yang Diperiksa
Siswa kelas 6, N, mengaku deg-degan saat diperiksa karena takut hasilnya kurang bagus. Dia menjalani pemeriksaan mata, gigi, telinga, dan tekanan darah.
"Ternyata tekanan darah saya kurang. Kata Pak Menteri nanti harus ditingkatkan lagi," kata N. Meski begitu, dia senang bisa tahu kondisinya dan jadi ingin lebih menjaga kesehatan.
Setelah pemeriksaan, N bersiap untuk tes lari. "Deg-degan lagi, takut capek. Tapi yakin bisa nyelesain satu kilo," katanya optimis.