Liputan6.com, Jakarta - Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi anak sekolah resmi dimulai pada Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan awal tahun ajaran baru. Program ini digagas sebagai bagian dari pelayanan kesehatan primer yang menyasar peserta didik sejak dini.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Prof. Tjandra Yoga Aditama menyebut bahwa pemeriksaan kesehatan anak sekolah tidak hanya sebatas kegiatan rutin, tetapi harus memiliki dua tujuan utama.
"Pertama adalah untuk mendeteksi dini gangguan kesehatan pada anak sekolah. Kedua, untuk meningkatkan pemahaman kesehatan pada anak dan lingkungan sekolah," ujar Prof. Tjandra dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Agar program Cek Kesehatan Gratis Anak Sekolah ini tidak berakhir sia-sia atau hanya sebatas formalitas tahunan, berikut lima hal penting yang perlu diperhatikan oleh pihak sekolah, orang tua, hingga masyarakat umum.
1. Pemeriksaan Kesehatan Menyeluruh
Langkah pertama adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara langsung kepada murid sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
Pemeriksaan sebaiknya mencakup aspek fisik, penglihatan, pendengaran, serta tumbuh kembang. Semakin lengkap pemeriksaan, makin akurat pula hasil pemetaan kondisi kesehatan siswa.
2. Edukasi Kesehatan Bagi Semua Warga Sekolah
Selain pemeriksaan, penyuluhan atau edukasi kesehatan harus diberikan kepada murid, guru, hingga staf sekolah. Topik edukasi bisa mencakup kebersihan diri, pola makan sehat, pentingnya aktivitas fisik, hingga kesehatan mental.
"Kegiatan penyuluhan ini penting agar kesadaran kesehatan tidak hanya dimiliki anak, tetapi juga menjadi budaya di lingkungan sekolah," tambah Prof. Tjandra.
3. Tindak Lanjut dari Hasil Pemeriksaan
Setelah pemeriksaan dilakukan, langkah selanjutnya yang tak kalah penting adalah menindaklanjuti hasilnya. Anak-anak yang terindikasi mengalami gangguan kesehatan, meskipun masih tahap awal, harus segera ditangani.
Penanganan bisa dilakukan oleh tenaga medis di Puskesmas, atau jika perlu, dirujuk ke fasilitas kesehatan lanjutan seperti rumah sakit.
4. Libatkan Tenaga Kesehatan Sekolah
Program CKG akan lebih efektif jika tenaga kesehatan di sekolah turut dilibatkan. Ini bisa berupa petugas UKS, guru yang ditunjuk khusus, atau kerja sama dengan relawan kesehatan.
Keberadaan petugas kesehatan di sekolah berperan penting dalam memantau kondisi murid secara berkelanjutan setelah pemeriksaan awal dilakukan.
5. Peran Aktif Puskesmas sebagai Garda Depan
Puskesmas yang berada di sekitar sekolah memiliki peran krusial dalam menyukseskan program ini. Dimulai dari penjadwalan kegiatan, pelaksanaan pemeriksaan dengan standar mutu, hingga tindak lanjut dan pengelolaan data kesehatan siswa.
"Puskesmas juga bertanggung jawab untuk mengelola data hasil pemeriksaan dan menganalisisnya dengan baik agar bisa menjadi dasar kebijakan sekolah sehat," kata Prof. Tjandra, yang juga Adjunct Professor di Griffith University, Australia.
Selain itu, Puskesmas juga wajib menjalankan program promotif dan preventif seperti imunisasi, menjaga kebersihan lingkungan sekolah, serta promosi gaya hidup sehat kepada siswa.
Untuk mewujudkan sekolah sehat, dibutuhkan kolaborasi antara sekolah, Puskesmas, orang tua murid, dan pemerintah.
Program Cek Kesehatan Gratis harus dijalankan dengan komitmen dan evaluasi rutin agar benar-benar membawa manfaat jangka panjang bagi generasi muda.
Sebagai contoh, Prof. Tjandra menceritakan keterlibatannya di salah satu program edukasi kesehatan.
"Saya, misalnya, diminta oleh Puskesmas Cilandak untuk memberikan ceramah kesehatan kepada guru-guru SD di lingkungan Kecamatan Cilandak," pungkasnya.