Jalur Domisili SPMB Dianggap Hanya Formalitas, Nilai Jadi Penentu Utama

1 month ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Rezky, 17 tahun, tak bisa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Sejak pagi, Rezky mengatakan ia harus terus-menerus mengawasi peringkat nama adiknya di Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Jakarta. Ia khawatir nama adiknya kembali terlempar dari daftar sekolah negeri di Jakarta Selatan.

Dia bercerita setidaknya sudah lebih dari delapan sekolah ia coba untuk mendaftarkan adiknya ke SMP negeri. Tapi tak satu pun diterima lantaran nilai adiknya kalah dari yang lain.

“Padahal aku mendaftarkan lewat jalur domilisi. Tapi tetap yang diukur itu berdasarkan nilai,” keluh dia kepada Tempo saat ditemui di salah satu kafe di Jakarta Selatan, Senin, 16 Juni 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rezky baru mengetahui ihwal aturan SPMB tahun ini setelah mencari informasi di internet bahwa penjaringan diukur berdasarkan nilai. Meski ia telah mencoba mendaftarkan adiknya di beberapa SMP negeri di Jakarta lewat jalur domisili, namun nama adiknya tetap tersingkir dari pendaftar lain.

Sehingga Rezky memahami persaingan untuk masuk negeri tahun ini tetap mengutamakan calon murid yang memiliki nilai bagus. “Ini sekolah ke kesekian yang aku daftarkan untuk adikku. Tapi peringkat adikku sudah ada di 36 dari 49 siswa. Aku takut adikku kelempar lagi,” ucapnya.

Rezky bercerita orang tuanya berharap adiknya harus mendapatkan sekolah negeri. Ia bukan dari keluarga mampu, bukan pula keluarga miskin. “Keluargaku ekonominya biasa-biasa saja,” katanya. Sehingga untuk mendaftarkan adiknya lewat afirmasi, ada beberapa syarat yang tak terpenuhi. “Untuk jalur prestasi apalagi, nilai adikku pas-pasan,” ucapnya.

Dia menyimpulkan, calon murid yang serba “pas-pasan” akan sulit bersaing untuk bisa masuk sekolah negeri. “Jadi percuma, walau rumah dekat, tapi di sekitar rumah nilainya ada yang lebih tinggi, pasti akan tersingkir,” keluhnya.

Ketika dikonfirmasi keluhan tersebut kepalada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Jakarta Sarjoko. Ia hanya mengatakan jalur domisili untuk jenjang SD dan SMP adalah berdasarkan pemetaan wilayan prioritas atau jarak. Sehingga secara tidak langsung, jarak adalah penentu utama calon murid diterima atau tidak lewat jalur domisili.

"Sedangkan untuk jalur domisili jenjang SMA, calon murid baru bisa memilih sekolah yang berada di wilayah domisili calon murid baru dengan urutan seleksi, pertama kemampuan akademik, kedua prioritas pemetaan wilayah, ketiga pilihan sekolah dan keempat waktu pendafataran," kata Sarjoko melalui pesan singkat, Selasa 17 Juni 2025.

Namun, Sarjoko tak menjawab keluhan beberapa wali murid dan calon murid soal jalur domisili yang ternyata tetap diukur berdasarkan nilai.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, sebelumnya juga menyebut banyak keluhan orang tua soal jalur domisili tersebut. Banyak orang tua mengeluh pada JPPI dan mengatakan bingung dengan syarat jalur domisili. “Karena ujung-ujungnya ternyata yang diukur itu adalah prestasi,” kata Ubaid.

Ubaid bahkan mengistilahkan jalur domisili pada SPMB tahun ini dengan jalur ‘domisili rasa prestasi’. Dia juga menduga arah pendidikan ke depan akan kembali ke sistem prestasi. Sejalan dengan rencana pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) yang sudah diwacanakan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti.

Permendikdasmen No. 3 tahun 2025 tentang SPMB, kata Ubaid, memang tak mengurus detil soal aturan jalur domisili. Sehingga semua kebijakan soal syarat dan jumlah rombel tiap sekolah diatur oleh pemerintah daerah. “Jadi memang sekarang ini lebih mengarah memberikan karpet merah untuk mereka yang berprestasi,” katanya.

Read Entire Article