TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan, dirinya tidak kepleset lidah atau slip of tongue saat merespons teror kepala babi ke Tempo pada Maret 2025 lalu. Kala itu, Hasan menyarankan untuk memasak kepala babi itu.
Menjadi pembicara diskusi 'PCO Goes to Campus' di Universitas Al-Azhar Indonesia, Hasan mengatakan, pernyataan itu disampaikan menanggapi sikap wartawan Tempo dalam merespons teror kepala babi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya pernah juga mendapatkan serangan sama. Tapi itu bukan slip of tongue karena yang bersangkutan diminta dikirimi," kata dia di Universitas Al-Azhar Indonesia, Jakarta, Senin, 30 Januari 2025.
Hasan kembali berbicara soal teror kepala babi dalam konteks merespons pertanyaan mahasiswa bernama Rabita Inasa. Rabita mempertanyakan sikap pejabat hingga politikus yang kurang sensitif menanggapi isu serius.
Dia lantas mencontohkan pejabat yang mengomentari teror kepala babi terhadap jurnalis dan tragedi rudapaksa pada 1998. Kepada Hasan, dia mempertanyakan bagaimana seharusnya sikap tokoh publik bersikap terhadap isu tersebut.
Hasan kemudian menceritakan pengalamannya ketika merespons teror kepala babi kepada jurnalis. Dia berdalih tidak kepleset lidah saat merespons itu.
Dia kemudian menjelaskan logika pemikirannya saat menyarankan kepala babi itu dimasak. Bagi dia, bila dikirimkan sesuatu boleh dimasak asal memang mengonsumsi makanan itu.
"Kalau kamu pemakan sapi dikirimkan dimasak tidak? Kalau kamu pemakan ayam, dikirimin ayam yang sudah dipotong-potong boleh dimasak enggak? Kalau kamu pemakan itu dikirimin kepala itu tanpa darah kepalanya kecuali berdarah-darah. Tapi kalau dibungkus dipaket itu coba cek di Tokopedia bentuknya sama. Cuma beda enggak ada kupingnya," kata dia.
Menurut Hasan, menghadapi teror bukan dengan ketakutan. Dia pun mendukung melawan teror dengan lelucon.
"Saya menganut mazhab melawan teror bukan dengan ketakutan. Orang mau paham mau tidak silakan. Saya dukung ketika seseorang melawan teror dengan merecehkan teror. Tapi malah kemudian di- spin (diplintir)," ujar dia.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mewajarkan juru bicaranya keliru ketika menyikapi sebuah isu. Namun, Prabowo tidak menyebut detail siapa juru bicaranya itu.
"Ada mungkin juru bicara saya keseleo. Yang namanya manusia, dia baru menjabat. Benar enggak?" ujar Prabowo saat memberikan sambutan dalam pengarahan sidang kabinet di Istana kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin, 5 Mei 2025.
Menurut Prabowo, tidak masalah juru bicara keseleo ketika menyikapi informasi karena masih menjabat. Namun, berbeda bila para menteri yang memiliki pengalaman keliru dalam menyampaikan informasi.
Pada pertengahan Maret, Tempo mengalami sederet teror. Teror terdiri dari kiriman paket kepala babi tanpa telinga, bingkisan berisi enam tikus mati dengan kepala terpotong, hingga doksing terhadap Cica dan peretasan akun WhatsApp ibunya.
Hasan Nasbi merespons teror kepala babi yang dikirim ke Kantor Tempo. Hasan justru menyarankan untuk memasak kepala babi itu. "Sudah dimasak saja," kata dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Maret 2025.
Hasan Nasbi mengklaim pernyataannya berdasarkan pada respons Cica di media sosial X, yang dianggap Hasan sebagai lelucon. Ia berpendapat jika korban sendiri tidak merasa terancam, maka insiden ini sebaiknya tidak dibesar-besarkan.
“Saya lihat medsos Cica. Dia minta dikirim daging babi. Artinya dia tidak terancam. Dia bisa bercanda. Kirimin daging babi dong,” kata Hasan.