TEMPO.CO, Bandung - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan belum menerima surat panggilan pemeriksaan dari kepolisian dalam kasus tewasnya tiga warga Garut di resepsi pernikahan anaknya, Maula Akbar dan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina.
"Sampai saat ini tidak ada (panggilan) terhadap diri saya walaupun saya sudah menyampaikan kesediaan untuk menyampaikan kejelasan karena kan dari sisi aspek tata kelola pelaksanaan kegiatannya yang direncanakan dihadiri oleh saya," kata Dedi setelah menghadiri upacara pelantikan pamong praja muda IPDN, di Jatinangor, Sumedang, Senin, 28 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang nomor wahid di Jawa Barat tersebut mengatakan insiden tewasnya tiga warga Garut tersebut di luar kendalinya. Sebab, kata dia, rencananya acara makan gratis itu dilaksanakan pada malam hari saat dirinya menghadiri pesta pernikahan sang anak. "Itu di luar perencanaan kegiatan yang saya buat," ucapnya.
Ia pun menepis anggapan kalau dirinya terkesan memberikan keterangan berubah-ubah soal rencana kegiatan makan gratis warga Garut di resepsi pernikahan putranya di Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025.
"Tidak berubah-ubah, itu konsisten dari apa yang saya ucapkan dari awal hingga akhir. Kalau saya bilang tidak tahu peristiwa itu, memang saya tidak tahu karena waktu itu sedang dalam perjalanan," kata dia.
Dedi bahkan mengaku kaget karena tiba-tiba mendengar kabar ada acara makan gratis untuk warga Garut yang dilaksanakan pada sore hari. Padahal, acara itu awalnya dilakukan pada malam hari. "Saya enggak tahu ada peristiwa ini, kok ada makan rame-rame, kan jadwalnya jam 7 malam," kata dia.
Polda Jawa Barat masih melakukan pemeriksaan saksi dalam kasus insiden maut pada acara pernikahan putra Dedi Mulyadi. Polisi masih mendalami unsur pidana dalam kasus tersebut. "Masih dalam penyelidikan. Saksi yang diperiksa sangat banyak," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jawa Barat Komisaris Besar Hendra Rochmawan, Ahad, 27 Juli 2025.