Liputan6.com, Jakarta - Mastitis dikenal sebagai penyakit peradangan payudara yang umumnya dialami oleh ibu menyusui (busui).
Tak hanya pada manusia, mastitis juga bisa terjadi pada mamalia lain seperti sapi perah.
Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Iyep Komala, mengungkapkan bahwa mastitis membuat dunia peternakan sapi perah menghadapi tantangan serius. Penyakit ini tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi besar bagi peternak serta menurunkan kualitas produksi susu.
“Mastitis adalah peradangan pada jaringan ambing sapi yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya meliputi pembengkakan, kemerahan, dan perubahan warna serta tekstur susu,” ucap Dr Iyep mengutip laman IPB University, Senin (14/7/2025).
Ia menyebutkan bahwa penyebab utama mastitis adalah bakteri, yang sering kali berasal dari lingkungan peternakan yang tidak bersih. Selain itu, manajemen peternakan yang buruk juga turut andil. Seperti stres pada sapi, kesalahan dalam penanganan, pergantian pakan yang tidak tepat, perlakuan kasar dari peternak, serta kuku sapi yang panjang saat pemerahan yang dapat menyebabkan luka.
“Ketika sapi terkena mastitis, biasanya mereka menunjukkan tanda-tanda ketidaknyamanan, seperti menurunnya nafsu makan. Jika kondisi ini dibiarkan kronis, bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ambing,” imbuhnya.
ASI eksklusif merupakan langkah penting dalam mencegah stunting sejak dini karena memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, anak mendapatkan zat gizi yang diperlukan untuk perke...