Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan gadget di era digital memang tak terelakkan, bahkan kini anak di bawah umur 5 tahun pun sudah terbiasa menggunakan gawai.
Namun, di balik kemudahan akses informasi, penggunaan gadget yang berlebihan pada anak ternyata menyimpan berbagai dampak negatif yang tidak boleh diabaikan.
Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, sebanyak 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler, dan 35,57 persen lainnya sudah mengakses internet.
Bahkan, 5,88 persen anak di bawah usia 1 tahun sudah mengenal gawai, dan 4,33 persen di antaranya juga telah mengakses internet.
Penggunaan gadget yang terlalu dini dan tanpa pengawasan berdampak pada menurunnya interaksi langsung antara anak dan orang tua, yang seharusnya menjadi fondasi utama tumbuh kembang anak.
Apa saja dampak negatif penggunaan gadget? Psikolog Arfilla Ahad Dori, M.Psi, mengungkapkan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat merusak ikatan emosional antara anak dan orang tua.
Bagaimana Solusinya?
Salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan memperbanyak aktivitas bermain bersama yang dilakukan secara sadar dan terlibat penuh.
"Tetapi bermainnya bukan asal menemani tanpa interaksi aktif. Orang tua harus menerapkan bermain mindfull. Artinya bermain dengan kesadaran penuh. Tujuannya adalah menciptakan bonding atau membangun ikatan emosional yang kuat dan stabil antara orang tua dan anak," kata psikolog yang akrab disapa Dori ini dalam acara Family’s Days Out yang diselenggarakan Teman Bumil dan Teman Parenting di SCBD Habitat Park.
Menurut Dori, bonding tidak bisa terjadi hanya karena kehadiran fisik. "Bonding tidak serta merta terbentuk hanya karena anak dan orang tua hadir berdekatan, namun tanpa interaksi dan komunikasi, ikatan tidak akan tercipta. Ibarat dua tali yang sejajar—tidak ada koneksi. Bonding itu ibarat dua tali yang saling berikatan kuat," katanya.
Anak Kurang Empati dan Sulit Bersosialisasi
Selain mengganggu hubungan emosional dengan orang tua, terlalu banyak screen time juga bisa menurunkan kemampuan empati anak dan menghambat keterampilan sosial.
Anak yang terlalu sering berinteraksi dengan layar cenderung kurang peka terhadap ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa tubuh orang lain.
"Ibu biasanya bermain dengan cara yang mengasah empati, sementara ayah cenderung lebih eksploratif. Ketika keduanya terlibat dalam bermain mindfull minimal 15 menit setiap hari, itu sudah sangat berdampak pada pembentukan kepribadian anak ke depannya," tambah Dori.
Penelitian juga menunjukkan bahwa anak yang memiliki ikatan emosional kuat dengan orang tua akan memiliki kemampuan adaptasi, resiliensi, dan rasa percaya diri yang lebih baik di masa depan.
Ajakan untuk Kurangi Gadget Lewat Hari Anak Tanpa Gadget
Sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada gadget, Teman Bumil dan Teman Parenting mengadakan acara “Family’s Days Out” bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2025.
Acara ini mengusung tema Hari Anak Tanpa Gadget, dan diisi berbagai aktivitas seru seperti bermain dengan hewan, lomba mewarnai, hingga eksplorasi Busy Book dari Teman Bumil.
"Kami ingin mengingatkan para orang tua agar lebih banyak meluangkan waktu bermain bersama anak, karena masa tumbuh kembang ini sangat singkat dan tidak bisa diulang," ujar VP PT Global Urban Esensial, Mohamad Salahuddin (Dide).
Dide menambahkan bahwa kegiatan edukatif seperti ini akan menjadi agenda rutin untuk mengedukasi orang tua dalam menghadapi tantangan digital parenting.
Tips Bermain Mindfull: Cukup 15 Menit Setiap Hari
Dori menutup dengan menegaskan pentingnya kehadiran penuh orang tua saat bermain dengan anak. "Syarat bermain mindfull adalah orang tua hadir secara utuh, responsif, ada komunikasi positif, interaksi dua arah, dan suasana emosional yang hangat," ujarnya.
Dengan komitmen orang tua untuk membatasi penggunaan gadget dan menerapkan bermain mindfull, anak-anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh secara emosional dan sosial di masa depan.