Warning: session_start(): open(/home/atriumwin/public_html/src/var/sessions/sess_bd6a48553e15ccf628f4181db34db6e6, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/atriumwin/public_html/src/var/sessions) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59
BRIN Jelaskan Pengaruh Fenomena Solstis Hari Ini, 21 Juni 2025 untuk Indonesia - InfoUpdate

BRIN Jelaskan Pengaruh Fenomena Solstis Hari Ini, 21 Juni 2025 untuk Indonesia

1 week ago 21
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta - Belahan Bumi Utara akan mengalami fenomena Solstis Musim Panas atau Titik Balik Matahari pada 21 Juni 2025. Fenomena summer solstice ini memang terjadi setiap tahun pada 21 Juni.

Jika di Belahan Bumi Utara fenomena solstis ini kerap dipakai untuk menentukan awal musim panas, beda lagi dengan di Indonesia.

Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengungkap, fenomena solstis merupakan titik balik penting dalam pergerakan semu tahunan matahari.

Bahkan, fenomena titik balik matahari ini berdampak signifikan bagi pola musim global, termasuk di Indonesia.

Penjelasan Tentang Solstis Utara dari BRIN

Mengutip keterangan BRIN, Sabtu (21/6/2025), solstis utara merupakan momen ketika matahari mencapai posisi paling utara di langit Bumi.

Fenomena summer solstice terjadi karena kemiringan sumbu rotasi bumi saat mengelilingi matahari. Menurut Thomas, sejak 22 Desember sampai 21 Juni, titik terbit dan terbenam matahari bergeser ke arah utara secara perlahan-lahan. 

Matahari Capai Posisi Paling Utara Bumi saat Fenomena Solstis

Selanjutnya, pada 21 Juni, matahari pun tampak berhenti di titik paling utara, sebelum bergeser ke selatan.

“Fenomena solstis adalah hasil kemiringan 23,5 derajat sumbu rotasi bumi. Karena itu, saat bumi mengorbit matahari, kita melihat pergeseran posisi terbit dan terbenam matahari,” kata Thomas.

Ia menambahkan, pada solstis utara, matahari mencapai titik paling utara di langit dan menjadi penanda penting dalam siklus musim.

Dampak Fenomena Solstis di Indonesia

Thomas menyebut, dampak fenomena solstis begitu signifikan untuk kehidupan di Bumi. Pasalnya, di Belahan Bumi Utara seperti Eropa, Amerika Utara, dan Asia bagian utara, solstis menandai awal musim panas.

Adapun di Belahan Bumi Selatan, solstis menjadi penanda awal musim dingin. Sementara untuk Indonesia, fenomena ini menjadi penanda awal musim kemarau.

Thomas menambahkan, perubahan posisi matahari membuat pergeseran pemanasan bumi dan memengaruhi arah angin serta pergerakan awan.

Setelah solstis utara, menurutnya, angin secara umum mulai bertiup dari selatan ke utara.

“Angin ini mendorong pembentukan awan ke arah utara, sehingga Indonesia secara umum mulai memasuki musim kemarau,” ia menjelaskan.

Pentingnya Pahami Fenomena Astronomi untuk Berbagai Bidang

Menurut Thomas, fenomena-fenomena astronomi seperti solstis dan lain-lain ini penting untuk sektor pertanian, mitigasi bencana, hingga prakiraan musim di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Pasalnya kalau memahami pola astronomi seperti solstis, banyak pihak bisa mengantisipasi peralihan musim secara lebih baik.

Kalau saat fenomena solstis ikon seperti Stonehenge kerap jadi sorotan karena pernah dipakai untuk memantau posisi matahari terkait musim, di Indonesia, masyarakat menggunakan bayangan stupa Borobudur untuk memantau posisi matahari terkait peralihan musim.

“Fenomena solstis utara bukan hanya peristiwa langit yang menarik tetapi juga berperan sebagai penanda awal musim, termasuk di Indonesia,” katanya.

Untuk itu, menurut profesor bidang astronomi ini, publik perlu mendapatkan edukasi tentang fenomena-fenomena langit untuk meningkatkan literasi sains.

Read Entire Article