Berkaca dari 4 Sikap Eks Kapolri Jenderal Hoegeng Iman Santoso

1 month ago 9
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang ke-79, institusi kepolisian tidak bisa lepas dari sosok Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau Kapolri ke-5 Hoegeng Iman Santoso, yang menjabat pada 1968 hingga 1971. Ia dikenal sebagai pribadi yang jujur dan berintegritas.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan pujian kepada Jenderal (Purn) Hoegeng, yang dianggap sebagai sosok panutan karena memegang teguh prinsip hidupnya. Dikenal jujur, sederhana, tidak kompromi, dan penuh integritas, Hoegeng dinilai layak menjadi teladan bagi seluruh anggota Polri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kapolri menyatakan bahwa keteladanan Hoegeng tetap relevan hingga saat ini dan dijadikan acuan dalam kepemimpinan di tubuh Polri. Ia menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai Hoegeng pada setiap anggota Bhayangkara, baik di tingkat pimpinan maupun pelaksana, bahkan bagi masyarakat umum.

“Nilai-nilai yang diteladankan Jenderal Hoegeng menjadi sumber inspirasi, bukan hanya bagi Polri, tetapi juga bagi masyarakat luas,” ujar Kapolri sebagaimana dimuat di humas.polri.go.id, Selasa, 26 Oktober 2021.

Berikut prinsip kejujuran Hoegeng yang patut dicontoh oleh personel kepolisian hingga pejabat negara.

Tidak Menerima Suap

Aditya Sutanto Hoegeng, anak kedua dari Jenderal Hoegeng, mengisahkan pengalaman ibunya, Meriyati, yang menerima telepon dari istri mantan Menteri Luar Negeri Roeslan Abdulgani, Sihwati Nawangwulan. Ia melaporkan kehilangan mobil Mercedes Benz miliknya, namun pihak kepolisian belum juga menemukannya.

Meriyati pun menyampaikan keluhan itu kepada Hoegeng. Kurang dari satu minggu, mobil tersebut berhasil ditemukan di Sukabumi, Jawa Barat. Ketika Hoegeng pulang kerja, Meriyati memberi tahu bahwa Sihwati telah mengirim kalung emas seberat 5 gram sebagai bentuk terima kasih.

Aditya, yang akrab disapa Didit, mengatakan bahwa ayahnya langsung menelepon Sihwati untuk mengucapkan terima kasih, namun dengan sopan menolak pemberian itu. “Maaf, kalungnya akan kami kembalikan,” ujar Didit mengutip ayahnya dalam laporan Majalah Tempo edisi 14 Agustus 2021.

Selain itu, Hoegeng juga pernah menolak suap dari seorang pengusaha yang berupaya menghentikan penyelidikan kasus penyelundupan. Pengusaha tersebut bahkan mengirimkan hadiah berupa berbagai barang ke rumah Hoegeng, namun semuanya ditolak dan dikembalikan.

Ketika ditunjuk sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, Hoegeng meminta istrinya menutup toko bunga miliknya. Ia tidak ingin ada potensi konflik kepentingan, seperti pembelian bunga oleh pihak imigrasi yang bermaksud mencari keuntungan lewat koneksi dengan dirinya.

Konsisten Perkataan dan Perbuatan

Hoegeng selalu mengingatkan bahwa polisi tidak boleh bisa dibeli. Sejak menjabat sebagai perwira di Sumatera Utara, ia telah dikenal karena sikap jujur dan keberaniannya. Ia menolak menerima suap dalam bentuk apa pun, bahkan hadiah dari para penjudi pun langsung disingkirkan dari rumahnya.

Salah satu ungkapan terkenalnya adalah, “Menjadi orang penting itu baik, tapi menjadi orang baik jauh lebih penting.”

Tidak Menyalahgunakan Jabatan

Dikutip dari djpb.kemenkeu.go.id, saat Hoegeng diangkat menjadi Kepala Direktorat Reserse dan Kriminal Polda Sumatera Utara pada 1965, ia dan keluarganya menghadapi kejutan besar. Karena rumah dinas masih ditempati oleh pejabat sebelumnya, Hoegeng dan keluarganya memilih tinggal sementara di Hotel De Boer.

Namun, saat tiba waktunya untuk menempati rumah dinas, mereka dikejutkan dengan kondisi rumah yang telah diisi berbagai barang mewah. Hoegeng menolak untuk tinggal di sana selama barang-barang tersebut belum dikeluarkan. Ia menegaskan hanya akan pindah jika rumah itu kembali diisi dengan perabotan inventaris resmi kantor.

Alasannya jelas,ia dan keluarganya baru saja pindah dan belum mengenal siapa pun di wilayah tersebut, sehingga tak ingin ada kesan buruk sejak awal.

Setia terhadap Hukum dan Kebenaran

Pada awal 1970-an, ganja asal Aceh sedang digandrungi para pemuda Jakarta. Hoegeng awalnya tidak mengetahui bahwa ganja termasuk dalam kategori tanaman terlarang. Ia baru menyadari ganja tergolong narkotika setelah menghadiri konferensi Interpol di Eropa pada 1971.

“Saya kira marijuana hanya bumbu yang biasa dipakai orang Aceh dalam gulainya,” kata Hoegeng, dikutip dari Majalah Tempo edisi 14 Agutsus 2021: Hoegeng Bukan Dongeng.

Setelah kembali ke Indonesia, Hoegeng langsung mengambil langkah tegas dengan menyelidiki penyalahgunaan ganja. Ia mengerahkan anak buahnya ke berbagai wilayah Jakarta untuk mengidentifikasi tempat-tempat para pemuda mengisap ganja.

Hoegeng sendiri juga turun langsung ke lapangan dengan menyamar sebagai anggota komunitas hippies, yang saat itu dikenal dekat dengan penggunaan narkotika. Ia mengenakan wig panjang, kemeja bermotif bunga, dan syal di leher untuk mendukung penyamarannya.

Dalam aksi itu, Hoegeng menemukan ganja diselundupkan lewat tukang rokok. Ia bahkan berbaur dengan pemuda-pemuda, berpura-pura ikut mengisap rokok linting dan tampak teler.

Dari penyamarannya, ia menemukan bahwa sebagian pemuda menggunakan ganja untuk pelarian dari masalah pribadi, sementara sebagian lain hanya ikut-ikutan. Ia juga mencatat bahwa para pengguna berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dari keluarga broken home maupun keluarga terpandang.

Dalam salah satu penggerebekannya, Hoegeng bahkan menemukan anak seorang menteri sedang mengisap ganja. Ia pun menangkap dan melaporkan langsung kepada sang menteri, namun tidak langsung menahan anak itu. Ia hanya memperingatkan dengan tegas bahwa jika tidak ada perubahan perilaku, maka tindakan hukum akan diambil.

Hatta Muarabagja, Naufal Ridhwan Aly, Gerin Rio Pranata, dan Yolanda Agne ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Read Entire Article