Peran aktif Bea Cukai untuk mewakili Indonesia dalam pertemuan ini sejalan dengan visi organisasi untuk menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia.
20 Juni 2025 | 15.44 WIB
INFO NASIONAL – Bea Cukai menghadiri Pertemuan Direktur Jenderal se-ASEAN ke-34 yang berlangsung di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, pada 3 hingga 5 Juni 2025. Pertemuan tahunan tingkat Direktur Jenderal ini menjadi wadah memperkuat kerja sama kepabeanan ASEAN, mendorong harmonisasi prosedur, dan merespons dinamika perdagangan global, sekaligus menjadi wadah dialog antara otoritas Bea Cukai ASEAN dengan mitra dan pelaku usaha.
Pertemuan ini membahas mengenai isu-isu aktual, penguatan kerja sama dan pengawasan serta menetapkan Strategic Plan on Customs Development (SPCD), yaitu Program Kerja Sektor Kepabeanan ASEAN untuk periode 2026–2030 yang akan menjadi pedoman implementasi agenda integrasi dan modernisasi kepabeanan di kawasan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo, mengungkapkan bahwa Indonesia tidak hanya hadir sebagai peserta forum, tetapi juga berkontribusi untuk menyampaikan poin strategis dalam pertemuan tersebut.
Beberapa poin strategis yang disampaikan, antara lain:
- Mendukung upaya integrasi ACDD dan peningkatan sistem ASEAN Single Window;
- Mengapresiasi kemajuan ASEAN Single Window, serta menekankan pentingnya kepastian hukum dan fleksibilitas dalam instrumen hukum, seperti MoU, SLAs, dan sector specific arrangements, yang dapat digunakan untuk mengakomodasi sistem hukum nasional yang berbeda;
- Menunjukkan komitmen terhadap kolaborasi dalam memerangi perdagangan ilegal dan Trade Based Money Laundering;
- Mendorong penguatan governance kelembagaan dan standar kompetensi Bea Cukai di ASEAN;
- Mendukung pembangunan kapasitas sistem kepabeanan negara-negara anggota baru, termasuk Timor Leste; dan
- Indonesia selaku Chair of Customs Capacity Building Working Group (CCBWG) menyampaikan alasan terminasi SPCD 13 terkait peningkatan kapasitas untuk Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam, dan penambahan area kegiatan baru dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang komunikasi dan gender equality and diversity, mengapresiasi Malaysia atas kesediaanya menyelenggarakan Joint Customs Middle Management Program (JCMMP) 2025, serta mendorong penyelesaian panduan Customs Reform Management (CRM) tepat waktu (2025).
Budi menegaskan, peran aktif Bea Cukai untuk mewakili Indonesia dalam pertemuan ini sejalan dengan visi organisasi untuk menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia.
“Kehadiran Bea Cukai untuk mewakili Indonesia dalam forum Direktur Jenderal di ASEAN tersebut menunjukkan peran aktif dan posisi strategis Bea Cukai dalam hubungan internasional, serta sebagai upaya penyelarasan kebijakan nasional dengan agenda integrasi ekonomi ASEAN,” jata Budi. (*)
PODCAST REKOMENDASI TEMPO
Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971
Ikuti Media Sosial KamiMedia Sosial
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum