Liputan6.com, Jakarta - Lebaran Idul Fitri identik dengan kebahagiaan dan kebersamaan keluarga. Namun, di balik momen penuh sukacita ini, ada ancaman kesehatan yang tak terlihat tapi mematikan, yaitu hipertensi. Tidak sedikit orang bertanya, mengapa hipertensi disebut sebagai silent killer? Jawabannya karena penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala hingga menimbulkan komplikasi serius.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, sebanyak 30,8 persen penduduk Indonesia usia di atas 18 tahun menderita hipertensi. Artinya, satu dari tiga orang dewasa di negeri ini berisiko mengalami tekanan darah tinggi. Risiko tersebut meningkat saat Lebaran Idul Fitri karena pola hidup yang cenderung berubah drastis selama momen perayaan.
Mengapa Hipertensi Disebut sebagai Silent Killer?
Pertanyaan mengapa hipertensi disebut sebagai silent killer bukan sekadar retorika. Menurut PhD Candidate in Public Health and Health System, Graduate School of Medicine, Nagoya University, Japan, dr. Avina Alawya, jawabannya terletak pada sifat penyakit ini yang seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun hingga muncul komplikasi serius.
Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak tanpa disadari. Gejala seperti sakit kepala atau pusing mungkin muncul, tapi sering kali dianggap sepele.
Hipertensi yang tidak terdeteksi atau tidak ditangani secara serius dapat berujung pada penyakit jantung koroner, stroke, hingga gagal ginjal.
"Oleh karena itu, deteksi dini menjadi sangat penting, terutama menjelang Lebaran Idul Fitri, saat tekanan darah cenderung meningkat karena stres, kelelahan mudik, dan konsumsi makanan tinggi garam," katanya kepada Health Liputan6.com, Minggu, 6 April 2025.
Hipertensi dan Bahayanya yang Mengintai
Lebih lanjut Avina, menjelaskan, hipertensi seringkali datang tanpa gejala. "Seseorang bisa merasa sehat padahal tekanan darahnya tinggi. Inilah yang menjadi dasar mengapa hipertensi disebut sebagai silent killer, karena tanpa disadari, dia dapat menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa," ujar dr. Avina yang juga mantan Interactive Medical Advisor di Alodokter.
Penting bagi masyarakat untuk memahami risiko hipertensi dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama menjelang dan selama Lebaran Idul Fitri. Gaya hidup sehat dan kesadaran terhadap pentingnya pencegahan adalah kunci utama melawan penyakit mematikan ini.
Bahaya Hipertensi Saat Lebaran Idul Fitri
Momen Lebaran Idul Fitri seringkali memicu lonjakan tekanan darah akibat kelelahan perjalanan mudik dan pola makan yang tidak terkontrol. Hidangan khas Lebaran seperti opor ayam, rendang, dan sambal goreng kentang mengandung lemak dan garam tinggi yang berisiko meningkatkan tekanan darah.
Inilah momen krusial mengapa hipertensi disebut sebagai silent killer. Banyak orang tidak menyadari bahwa tekanan darah mereka melonjak saat menikmati makanan favorit Lebaran. Oleh sebab itu, penting untuk menjaga pola makan sehat dengan memperbanyak konsumsi buah dan sayuran, terutama yang kaya kalium seperti pisang, jeruk, dan bayam.
Tips Mencegah Hipertensi Saat Perayaan Lebaran
Selama Lebaran Idul Fitri, penderita hipertensi harus lebih disiplin dalam menjaga kesehatan. Konsumsi karbohidrat kompleks seperti beras merah, pilih susu rendah lemak, dan perbanyak asupan ikan yang mengandung omega-3. Kombinasi nutrisi ini membantu menjaga tekanan darah tetap stabil.
Istirahat cukup selama 7–8 jam setiap malam dan lakukan olahraga ringan seperti jalan kaki minimal 30 menit per hari juga sangat disarankan. Aktivitas ini bisa menjadi cara sederhana namun efektif untuk mencegah lonjakan tekanan darah, terutama selama masa mudik.