Liputan6.com, Jakarta - Darah rendah dan kurang darah adalah dua kondisi kesehatan yang sering dianggap sama, meskipun keduanya memiliki penyebab dan mekanisme yang berbeda. Ini karena gejala dari kedua kondisi tersebut nyaris serupa.
Mengutip laman Ciputra Hospital, gangguan tekanan darah rendah kerap tidak menimbulkan gejala serius. Namun, pada beberapa kasus, kondisi ini bisa terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan otak tidak memiliki pasokan darah yang cukup untuk menjaga fungsi tubuh tetap optimal.
Memahami perbedaan antara darah rendah, atau yang dikenal dengan istilah medis hipotensi, dan kurang darah, yang dikenal sebagai anemia, sangat penting agar kita bisa menangani masalah kesehatan ini dengan tepat.
Hipotensi terjadi ketika tekanan darah di arteri berada di bawah batas normal, yaitu kurang dari 90/60 mmHg. Tekanan darah diukur dengan dua angka: angka atas (sistolik) menunjukkan tekanan saat jantung berkontraksi, dan angka bawah (diastolik) menunjukkan tekanan saat jantung berelaksasi. Di sisi lain, anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan hemoglobin, protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
Mari menggali lebih dalam mengenai perbedaan antara darah rendah dan kurang darah, mulai dari definisi, penyebab, gejala, hingga pengukuran yang diperlukan untuk diagnosis.