Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola nasional. Warta Kusuma meninggal dunia pada Senin (28/7/2025) dini hari WIB di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi. Mantan bek tangguh tim nasional Indonesia era 1980-an ini menghembuskan napas terakhirnya di usia 62 atau 63 tahun.
Kepergian Warta Kusuma ini dikonfirmasi langsung oleh Sekretaris Askot PSSI Kota Bekasi, Zaenudin, dan Afrizal dari Askot PSSI Kota Bekasi. Almarhum meninggal dunia akibat komplikasi penyakit diabetes yang telah lama dideritanya.
Putra almarhum, Caesar Adam, menyebutkan bahwa Warta Kusuma sudah lama menderita diabetes, bahkan jari kakinya sempat diamputasi.
Sosok yang juga menjabat sebagai Direktur Teknik Askot PSSI Kota Bekasi ini meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak. Berbagai ucapan belasungkawa datang dari tokoh-tokoh sepak bola, termasuk Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, dan mantan pelatih Barito Putera, Rahmad Darmawan.
Kepergian Sang Maestro dan Duka Mendalam
Warta Kusuma meninggal dunia di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi. Kabar duka ini segera menyebar dan memicu gelombang simpati dari berbagai kalangan. Kondisi kesehatannya yang menurun akibat diabetes menjadi penyebab utama kepergiannya.
Zaenudin, Sekretaris Askot PSSI Kota Bekasi, menyampaikan bahwa Warta Kusuma adalah sosok panutan yang dihormati di kancah sepak bola. Beliau dikenal sebagai pribadi yang religius dan bersahaja, meninggalkan jejak positif bagi pemain, pelatih, hingga pelaku sepak bola di tingkat nasional dan khususnya di Kota Bekasi. Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi komunitas sepak bola.
Selain sebagai legenda Timnas, Warta Kusuma juga aktif berkontribusi dalam pengembangan sepak bola lokal. Posisi terakhirnya adalah Direktur Teknik Askot PSSI Kota Bekasi, dan ia juga sempat menjadi bagian dari tim teknis Persipasi pada Liga 3. Duka mendalam turut dirasakan oleh Wakil Wali Kota Bekasi, Abdul Harris Bobihoe, yang menyebut wafatnya almarhum sebagai pukulan berat di tengah persiapan Porprov.
Ungkapan duka cita juga datang dari mantan rekan dan muridnya. Nur Alim, legenda Timnas era 1990-an, mengenang Warta Kusuma sebagai sosok penting dan panutan bagi pemain di Kota Bekasi. Irianus Tanjung, teman masa kecil almarhum, menggambarkan Warta sebagai pribadi yang santun dan istiqomah, menunjukkan betapa besar pengaruhnya dalam kehidupan banyak orang.
Jejak Gemilang di Lapangan Hijau
Bakat alami Warta Kusuma dalam sepak bola sudah tercium sejak usia muda, berkat mata jeli pelatih legendaris Endang Witarsa yang dikenal piawai menemukan talenta. Fondasi kariernya dibangun sejak dini dengan bimbingan dari sosok penting ini.
Karier profesional Warta mulai menanjak saat ia memperkuat Warna Agung, klub asal Jakarta yang berkompetisi di Galatama. Kemampuannya dalam membaca arah permainan serta kegigihannya menjaga pertahanan menjadikannya salah satu bek tangguh yang disegani lawan. Performa konsistennya di level klub membuka pintu menuju tim nasional.
Warta Kusuma mencatatkan debut bersama Timnas Indonesia pada 21 Juli 1985, saat usianya 22 tahun. Ia diturunkan dalam laga menghadapi Korea Selatan dalam babak Kualifikasi Piala Dunia 1986. Meski Timnas menelan kekalahan, penampilan Warta tetap mencuri perhatian, menjadikannya sosok tak tergantikan di barisan pertahanan Timnas era 1980-an. Ia dijuluki "Maestro Lini Belakang Timnas" berkat ketangguhan dan kemampuannya membaca permainan.
Sayangnya, karier Warta di lapangan hijau harus berakhir lebih cepat karena cedera lutut serius yang dialaminya saat pertandingan melawan India pada tahun 1985. Setelah operasi dua tahun kemudian, kondisinya tak kunjung pulih, memaksanya pensiun dini dari dunia sepak bola profesional. Cedera ini menjadi penghalang bagi potensi besar yang dimilikinya.
Dedikasi Pasca-Pensiun dan Warisan
Setelah gantung sepatu, Warta Kusuma tetap menunjukkan dedikasinya yang tinggi terhadap sepak bola. Ia beralih profesi menjadi pelatih dan juga seorang wirausahawan, membuktikan semangatnya untuk terus berkarya. Peran barunya ini memungkinkan ia untuk tetap terhubung dengan dunia yang dicintainya.
Sebagai pelatih, Warta Kusuma melatih beberapa klub lokal, termasuk Persipasi Bekasi. Ia dikenal dengan pendekatan disiplin dan strategi yang seimbang antara bertahan dan menyerang, membentuk karakter tim yang kuat. Pengalamannya sebagai pemain profesional menjadi bekal berharga dalam membimbing para pemain muda.
Selain melatih, Warta Kusuma juga sangat terlibat dalam pembinaan pemain muda melalui berbagai kegiatan di Askot PSSI Kota Bekasi. Kontribusinya dalam mencetak bibit-bibit unggul sepak bola nasional sangat besar. Warisan Warta Kusuma tidak hanya terbatas pada prestasinya di lapangan, tetapi juga pada dedikasinya dalam mengembangkan generasi penerus.