Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka menyelimuti dunia sepak bola internasional setelah Diogo Jota, penyerang berbakat asal Portugal yang dikenal luas atas kontribusinya di Liverpool dan Wolverhampton Wanderers, meninggal dunia.
Jota, bersama saudaranya Andre Silva, menjadi korban kecelakaan mobil tragis di provinsi Zamora, Spanyol, pada 3 Juli 2025. Peristiwa ini terjadi saat ia dalam perjalanan kembali ke Inggris untuk persiapan pra-musim.
Kematian mendadak Diogo Jota pada usia 28 tahun ini sontak mengejutkan dan meninggalkan duka mendalam bagi penggemar serta rekan-rekan sejawatnya di seluruh dunia.
Sebagai bentuk penghormatan atas warisan dan dampaknya yang luar biasa, Wolverhampton Wanderers dengan cepat mengumumkan masuknya nama Diogo Jota ke dalam jajaran Hall of Fame klub. Keputusan ini diambil sebagai pengakuan atas pencapaiannya yang gemilang dan kesedihan mendalam atas kepergiannya yang tak terduga.
Liverpool FC, klub terakhir yang dibela Diogo Jota, juga turut merasakan kehilangan yang besar dan telah memberikan penghormatan yang layak. Nomor punggung 20 yang dikenakan Jota selama lima tahun di Anfield dipensiunkan sebagai simbol dedikasi dan kontribusinya.
Insiden ini, yang terjadi tak lama setelah ia menjalani operasi paru-paru ringan, menggarisbawahi kerapuhan hidup seorang atlet di puncak kariernya.
Pengakuan Abadi dari Wolverhampton Wanderers
Keputusan cepat Wolverhampton Wanderers untuk memasukkan Diogo Jota ke dalam Hall of Fame klub merupakan respons langsung terhadap tragedi yang menimpanya. John Richards, Wakil Presiden Wolves sekaligus ketua komite independen pengelola Hall of Fame, menyatakan bahwa langkah ini diambil sesegera mungkin.
"Ada rasa sedih dan ketidakpercayaan yang begitu besar atas tragedi mengerikan ini sehingga kami ingin memberikan penghormatan kami sendiri sesegera mungkin," ujar Richards.
Richards menjelaskan bahwa proses normal untuk memasukkan nama ke jajaran Hall of Fame Wolves biasanya memerlukan diskusi mendalam selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Namun, dalam kasus Diogo Jota, keputusan ini diambil secara instan.
Hal ini mencerminkan emosi luar biasa yang dirasakan oleh para pendukung dan komunitas sepak bola yang lebih luas, serta warisan luar biasa yang ditinggalkan oleh sang pemain.
Diogo Jota berseragam Wolves pada periode 2018 hingga 2020, sebelum akhirnya pindah ke Liverpool. Selama waktunya di Molineux, ia menjadi bagian integral dari tim yang meraih promosi ke Liga Premier di bawah asuhan Nuno Espírito Santo dan tampil gemilang di tahun-tahun awal kembali di kasta tertinggi.
Richards menambahkan, "Kami ingat betapa hebatnya Diogo bagi Wolves selama musim promosi yang tidak terlupakan dan tahun-tahun awal kami kembali di Liga Premier."
Jejak Karier Gemilang dan Penghormatan Liverpool
Sebelum bergabung dengan Liverpool, Diogo Jota telah menorehkan jejak karier yang mengesankan. Ia memulai perjalanannya di Paços de Ferreira sebelum bergabung dengan Atlético Madrid pada tahun 2016. Setelah itu, ia sempat dipinjamkan ke FC Porto dan Wolverhampton Wanderers, di mana bakatnya semakin terasah dan menarik perhatian klub-klub besar.
Puncak karier Diogo Jota tercapai saat ia bergabung dengan Liverpool Football Club. Selama lima tahun membela The Reds, ia mengenakan nomor punggung 20 dan menjelma menjadi salah satu pemain kunci dalam skuad. Kontribusinya di Premier League sangat signifikan, dengan catatan 190 penampilan, 63 gol, dan 20 assist, menunjukkan efektivitasnya di lini serang. Ia juga merupakan bagian dari tim nasional Portugal.
Matt Wild, Direktur Administrasi Sepak Bola Wolves, turut menyampaikan dukungannya terhadap penghormatan yang diberikan kepada Diogo Jota. Wild menilai Jota bukan hanya pesepak bola fenomenal, tetapi juga sosok dengan kerendahan hati dan kebaikan yang sangat dirindukan oleh penggemar. "Warisannya di sini terukir dalam sejarah kita, dan kami bangga melihatnya diakui dengan cara ini," kata Wild, menegaskan dampak positif yang ditinggalkan Diogo Jota.
Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, Liverpool FC secara resmi memensiunkan nomor punggung 20 milik Diogo Jota. Ini adalah gestur langka yang menunjukkan betapa besar kontribusi dan kenangan yang ditinggalkan sang penyerang. Penghormatan ini menjadi simbol abadi atas dedikasi dan bakat luar biasa yang dipersembahkan Diogo Jota selama kariernya di Anfield.
Tragedi yang Tak Terduga
Kecelakaan mobil yang merenggut nyawa Diogo Jota dan saudaranya terjadi di Spanyol, saat mereka dalam perjalanan kembali ke Liverpool. Laporan awal mengindikasikan bahwa mobil yang dikendarai melaju melebihi batas kecepatan.
Insiden ini terjadi tak lama setelah Diogo Jota menjalani operasi paru-paru ringan di Porto, dan ia disarankan untuk tidak naik pesawat. Oleh karena itu, ia memilih jalur darat menuju pelabuhan Santander, Spanyol, untuk menaiki feri kembali ke Inggris.
Kepergian Diogo Jota yang mendadak ini menimbulkan kesedihan mendalam di kalangan penggemar sepak bola dan rekan-rekannya di seluruh dunia. Liverpool FC mengadakan penghormatan yang mengharukan untuknya sebelum pertandingan persahabatan pra-musim melawan Preston North End, menunjukkan solidaritas dan rasa kehilangan yang mendalam dari klub.
Diogo Jota, yang lahir pada 4 Desember 1996 di Porto, Portugal, dikenal sebagai pribadi ya...