Pegiat Pemilu Korban Doxing Somasi Dedi Mulyadi

3 weeks ago 20
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Bandung - Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati melayangkan somasi pada Gubernur Dedi Mulyadi dan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat Adi Komar.

Somasi dilayangkan setelah pemasangan foto Neni Nur Hayati di 5 akun media sosial pemerintah provinsi Jawa Barat diduga menjadi pemicu doxing terhadap dirinya. “Pemasangan foto itu tanpa izin itu kemudian memicu ya terjadinya doxing yang dialami oleh klien kami dan itu sangat kontraproduktif dengan upaya kita membangun ruang berekspresi, ruang mengekspresikan pendapat,  kebebasan berpendapat dan berekspresi yang kondusif,” kata Ikhwan Fahrojih dari Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi Publik PP Muhammadiyah yang menjadi kuasa hukum Neni, di Gedung Sate, Bandung, Senin, 21 Juli 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikhwan mengatakan, pemasangan foto kliennya di konten media sosial pemerintah provinsi Jawa Barat dinilainya tidak berdasar. Kritik yang dilayangkan kliennya terkait belanja media dan penggunaan buzzer untuk pencitraan padahal tidak spesifik ditujukan pada pemerintah Jawa Barat atau Dedi Mulyadi. “Kritiknya itu tidak ditujukan kepada pemprov Jabar secara spesifik, melainkan ditujukan pada semua kepala daerah terkait dengan pencitraan yang berlebihan,” kata dia.

Ikhwan mengatakan, foto kliennya yang disematkan dalam konten media sosial pemerintah provinsi Jawa Barat diduga menjadi pemicu serangan doxing hingga peretasan akun media sosial milik kliennya. “Itu adalah upaya represi terhadap ruang kebebasan berekspresi dan berpendapat, oleh karena itu kaitan dengan yang kami sampaikan somasi ini adalah kaitan dengan memasang wajah klien kami tanpa izin,” kata dia

Somasi sengaja dilayangkan sebagai upaya persuasi. “Ini adalah upaya persuasif kami supaya kita semuanya menyadari, pemerintahan juga bertindak secara bijaksana, tidak sembrono, kemudian bisa merusak ruang kebebasan berekspresi dan berpendapat," ujar dia.

Jadi, kata, Ikhwan,somasi ini dalam rangka menyelesaikan persoalan secara persuasi. Namun, jika pemerintah tak ada itikad baik untuk melakukan itu, maka bisa jadi mereka akan melakukan langkah hukum.

Lewat somasi tersebut, Neni meminta dua hal. Pertama, permintaan maaf terbuka dari Dedi Mulyadi, selaku gubernur Jawa Barat. “Kami berharap pemprov Jabar menyadari akan kekeliruannya dan memberikan menyampaikan permintaan maaf secara terbuka itu yang kami inginkan,” kata Ikhwan.

Selanjutnya, meminta Pemprov Jabar agar unggahan yang menyematkan foto kliennya untuk dihapus. “Yang kedua, kemudian melakukan takedown, karena sampai hari ini akun-akun yang memasang wajah klien kami masih ada sampai hari ini,” kata Ikhwan.

Ia mengatakan memberi waktu 2x24 jam untuk melakukan pencopotan dan 1x5 hari untuk menyelesaikan ini dengan cara minta maaf secara terbuka.

Menurut Ikhwan jika permintaan mereka tak dipenuhi, kliennya akan melanjutkan pada langkah hukum. “Kami akan mengambil langkah pidana kalau seandainya tidak ada penyelesaian yang bijaksana,” kata dia.

Sebelumnya, Direktur Democracy and Election Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia Neni Nur Hayati mengaku menjadi korban doxing. “Saya banyak mengkritik, hanya saya belum pernah mendapatkan serangan digital yang sangat parah seperti sekarang, brutalnya luar biasa karena ancamannya itu sudah sampai dengan ancaman penyiksaan dan lain sebagainya,” kata dia di Gedung Sate, Bandung, Senin, 21 Juli 2025.

Neni mengaku, tidak hanya doxing, akun media sosial dan nomor WhatsApp pribadinya juga mengalami peretasan. Akun Tiktok miliknya saat ini tidak bisa diakses,  dan salah satu nomor pribadinya yang menjadi akun WhatsApp juga bernasib sama.

Neni mengatakan, pendapatnya mengenai bahaya buzzer untuk demokrasi di akun media sosial miliknya pada 5 Mei 2025 ditujukan pada semua kepala daerah. “Tidak ada mention provinsi Jawa Barat, pemerintah provinsi Jawa Barat, gubernur Jawa Barat, atau kemudian nama Kang Dedi Mulyadi itu sendiri, ini menjadi tanda tanya juga kenapa kok merasa resah dengan Tiktok saya itu,” kata dia.

Neni mengatakan, dirinya memang beberapa kali mengkritik kebijakan Dedi Mulyadi. “Saya mengkritik itu kebijakannya, bukan personalnya,” kata dia.

Kritik yang dilayangkan seingatnya terakhir soal kebijakan satu rombongan belajar (rombel) 50 siswa. Ia melayangkan kritik tersebut sebagai warga Jawa Barat. “Itu jelas ada banyak masukan-masukan dari teman-teman DEEP Indonesia, dari masyarakat,  terutama dari guru-guru, kemudian kepala sekolah yang sekolah swasta itu menyampaikan untuk saya bisa menyuarakan hal itu di sosial media saya, maka saya lakukan itu,” kata Neni.

Read Entire Article