Liputan6.com, Jakarta Timnas Indonesia akan berjuang di putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Namun, level kekuatan dirasa belum cukup untuk menandingi dua rival. Tantangan berat menanti pasukan Patrick Kluivert yang tergabung di Grup B bersama Arab Saudi dan Irak. Jika ingin melangkah lebih jauh, kekuatan skuad Garuda harus segera ditingkatkan.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyadari hal itu. Ia memberi sinyal akan menambah dua pemain naturalisasi untuk memperkuat lini serang Timnas. Namun, pekerjaan rumah tak berhenti di situ—Timnas juga butuh solusi untuk menambal pertahanan yang kerap bocor saat melawan tim-tim besar.
Waktu persiapan sangat terbatas. Jadwal pertandingan yang padat dan tekanan bermain di Arab Saudi menjadi ujian tersendiri. Maka dari itu, pembenahan tim, baik dari sisi komposisi pemain maupun strategi, mutlak diperlukan demi menjaga asa ke Piala Dunia 2026.
Skuad Belum Ideal, Perlu Tambahan Kualitas
Garuda harus menghadapi dua laga berat dalam waktu singkat, yakni melawan Arab Saudi pada 8 Oktober dan Irak pada 11 Oktober. Dua laga itu bakal berlangsung di Arab Saudi, wilayah yang tak hanya panas secara suhu, tetapi juga atmosfer pertandingan.
Kehadiran pemain-pemain baru bisa jadi kunci untuk meningkatkan kualitas dan kedalaman skuad. Oleh karena itu, rencana menaturalisasi dua pemain diaspora menjadi langkah penting dari PSSI.
"Jika PSSI akan menaturalisasi dua pemain lagi, prosesnya harus dipercepat," kata Raja Isa Raja Akram Syah, dikutip dari Bola.com. Ia berharap para pemain itu bisa tampil saat Timnas menghadapi Lebanon dan Kuwait di FIFA Matchday.
"Setidaknya, mereka sudah tersedia saat Timnas Indonesia menjamu Lebanon dan Kuwait di FIFA Matchday sehingga Patrick Kluivert bisa membuat skema permainan terbaik sebelum ke Arab Saudi nanti," lanjut mantan pelatih PSM Makassar.
Bukan Sekadar Tambahan, tapi Harus Lebih Baik
Dua nama yang akan dinaturalisasi kabarnya adalah untuk dari lini depan, posisi yang dinilai masih belum menggigit. Apalagi, Ole Romeny mengalami cedera dan harus naik meja operasi.
Situasi itu membuat langkah Erick Thohir harus lebih selektif. "Erick Thohir perlu gerak cepat, apalagi setelah dia tahu Ole Romeny cedera dan harus operasi engkel," ujar Raja Isa.
Ia juga menekankan pentingnya kualitas pemain baru. "Pemain baru nanti grade-nya harus di atas Ole. Jika kualitas sama, lebih baik cari pemain untuk posisi lainnya," tambahnya.
Artinya, penambahan pemain tak boleh asal tempel. Harus ada loncatan kualitas, bukan hanya kuantitas.
Titik Lemah Masih di Belakang
Meski lini depan jadi fokus utama, pertahanan Indonesia masih menyimpan tanda tanya besar. Menurut Raja Isa, lini belakang butuh tambahan sosok tangguh agar tidak mudah ditembus lawan.
"Gambaran skuad terbaik Timnas Indonesia saat dikalahkan Jepang di laga terakhir ronde ketiga. Dari gambaran itu, menurut saya Timnas Indonesia harus tambah pemain belakang," ujarnya.
Tanpa perbaikan di sektor itu, peluang ke Piala Dunia akan makin berat. "Jika tidak, cukup berat bisa lolos ke Piala Dunia 2026," tambahnya tegas.
Dengan lawan seperti Arab Saudi dan Irak, kesalahan kecil bisa berujung fatal. Maka, pertahanan tak boleh jadi celah yang mudah dimanfaatkan lawan.
Pertahanan Jadi Fondasi, Mental Harus Siap
Patrick Kluivert dituntut cermat dalam merancang strategi. Jika tambahan pemain belakang...