TEMPO.CO, Jakarta - Tiga orang dilaporkan tewas dalam kericuhan di salah satu kegiatan pernikahan putra Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlin. Peristiwa ini terjadi saat kedua mempelai memberikan hiburan dan makanan gratis untuk rakyat di Pendopo Kabupaten Garut pada Jumat, 18 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua dari tiga korban merupakan warga sipil dan satu korban lainnya dari anggota kepolisian. Ketiga korban tewas diduga karena terinjak-injak saat pintu masuk lokasi acara dibuka. Pesta rakyat di pernikahan anak Gubernur Jawa Barat itu dibanjiri oleh warga yang ingin menikmati sajian hiburan dan hidangan gratis.
Rizal, perwakilan penyelenggara acara mengatakan warga sudah membludak di pendopo bahkan sebelum acara dimulai. "Kegiatan seharusnya dimulai pukul 13.00, tapi dari sebelum (ibadah) Jumatan warga sudah memenuhi pagar pendopo," katanya kepada awak media, dilansir dari unggahan Instragram Dedi Mulyadi @deddimulyadi71.
Menurut dia, panitia penyelenggara acara telah menyiapkan antisipasi dengan mengerahkan sekitar 500 aparat kepolisian. Namun, ujar dia, ratusan aparat keamanan itu kewalahan menertibkan warga yang tak terhitung jumlahnya.
"Sehingga terjadilah peristiwa dorong mendorong," ucapnya. Kericuhan itu membuat warga yang ada di lokasi berdesak-desakan, hingga beberapa terinjak.
Dia berujar bahwa peristiwa ini tidak pernah ada dalam prediksi penyelenggara. "Ini musibah, kami memohon maaf," kata Rizal.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengklaim tidak pernah menyetujui kegiatan hiburan dan makan gratis untuk rakyat dalam pesta pernikahan anaknya tersebut. Dia mengaku sempat melarang dilaksanakannya kegiatan itu.
"Acara makan bersama warga ini saya termasuk dua kali melarang," kata Dedi.
Menurut dia, tidak perlu melakukan kegiatan yang melibatkan warga dalam rangkaian acara pernikahan. Sebab, ujar dia, jumlah masyarakat yang akan hadir tidak akan bisa terprediksi.
Dedi berujar bakal bertanggung jawab terhadap tragedi yang terjadi di pesta pernikahan anaknya tersebut. "Sebagai orang tua saya harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan oleh anak dan menantu," kata mantan Bupati Purwakarta ini.
Dedi mengatakan akan memberikan uang duka sebesar Rp 150 juta kepada keluarga korban kericuhan pesta pernikahan. Dia berjanji akan menanggung kehidupan keluarga korban dan menanggung pendidikan anak korban sampai perguruan tinggi.