INFO NASIONAL – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus menggenjot percepatan digitalisasi hingga ke pelosok desa. Upaya ini menjadi prioritas menyusul masih banyaknya wilayah di Kaltim yang belum terjangkau jaringan internet, khususnya di daerah pedalaman dan perbatasan.
Sejumlah wilayah yang menghadapi keterbatasan akses internet antara lain Kutai Timur, wilayah utara Berau, serta kawasan barat seperti Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Mahakam Ulu, hingga wilayah selatan seperti Penajam Paser Utara dan Paser.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gubernur Kaltim, Rudy Mas’ud, mendorong PT Telkom untuk mempercepat ekspansi jaringan internet hingga ke wilayah-wilayah tersebut. “Intinya bagaimana kegiatan digitalisasi bisa terkoneksi kepada warga Kaltim tanpa terkecuali,” kata Harum saat kunjungan kerja ke wilayah utara Kalimantan Timur, di Kabupaten Kutai Timur, pada Senin, 14 Juli 2025.
Ia pun berharap agar Telkom mengoptimalkan pemanfaatan jaringan fiber optik (FO) dengan memanfaatkan infrastruktur PLN ketimbang membangun Base Transceiver Station (BTS) yang berbiaya besar. "Sebab GSM menggunakan tower (BTS) biaya besar. Telkom cukup menggunakan fiber optik (FO) melalui PLN," ujar Harum. Ia menambahkan, infrastruktur kabel milik PLN dapat dikembangkan bersama PT Telkom untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.
Head of Telkom Daerah Bontang dan Kutai Timur, Ari Iryanto, menyebutkan bahwa dari total 140 desa di Kabupaten Kutai Timur, 37 desa masih tergolong blank spot atau belum tersentuh jaringan internet. “Sedangkan 103 desa sudah aktif sinyal (jaringan),” katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa layanan Telkomsel telah mencakup sekitar 73 persen wilayah Kutai Timur, dengan 265 alat pendukung jaringan yang tersebar di 103 desa. “Seluruh kecamatan sebanyak 18 kecamatan di Kutai Timur telah terjangkau jaringan internet,” tambah Ari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Muhammad Faisal, menambahkan bahwa kabel fiber optik sejatinya sudah menjangkau seluruh kecamatan, meskipun belum semua desa. Ia menyebut beberapa provider seperti Telkom, Iconplus (anak usaha PLN), dan Comtelindo turut berperan dalam memperluas jaringan.
Untuk Kabupaten Kutai Timur, Pemprov Kaltim juga menjalankan program Gratispol, yang menargetkan 600 desa terhubung internet pada 2025. Saat ini, jaringan sudah dipasang di 233 desa, dan 64 desa di antaranya telah aktif. “Wilayah seperti Kutai Timur, Berau, Kutai Barat dan Mahakam Ulu memang lebih lambat karena kendala jarak dan medan berat,” ujar Faisal.
Dengan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan penyedia layanan, Kaltim berharap seluruh warga tanpa terkecuali bisa menikmati akses digital sebagai bagian dari pemerataan pembangunan. (*)