Liputan6.com, Jakarta- Tim Nasional (Timnas) Indonesia dan Timnas Irak dipastikan akan kembali saling berhadapan dalam ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Pertemuan krusial ini terjadi setelah hasil undian putaran keempat yang dilaksanakan pada Kamis, 17 Juli 2025, menempatkan kedua tim di Grup B bersama dengan tim kuat lainnya, Arab Saudi.
Selain Laga-laga di putaran keempat ini dijadwalkan akan dimulai serentak pada 8 Oktober 2025, menjanjikan persaingan sengit menuju panggung sepak bola dunia.
Di putaran keempat, Arab Saudi dan Timnas Indonesia rupanya bukanlah lawan yang bakal mudah dihadapi oleh Timnas Irak. Hal itu diungkapkan oleh mantan pemain mereka, Saad Qais.
Menurutnya, tidak ada tim lemah dan mudah ditaklukkan ketika memasuki fase-fase krusial, termasuk putaran keempat bulan Oktober mendatang.
Secara khusus, ia mengakui hanya Arab Saudi yang punya peluang terbesar karena keuntungan sebagai tuan rumah.
"Semua tim berada di posisi yang sama di Grup B putaran keempat kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Tidak ada keuntungan bagi tim mana pun, kecuali kandang dan suporter, bagi tim Arab Saudi," ujarnya dikutip dari laman Winwin.
"Keuntungan ini akan semakin kuat karena mereka akan bermain di hadapan sorak sorai suporter mereka. Saya pikir Green Falcons lebih baik di kualifikasi yang menentukan nanti setelah pertandingan terakhir yang mereka mainkan di Piala Emas CONCACAF," lanjutnya.
Timnas Indonesia Tak Bisa Diremehkan
Mengacu pada data dari 11v11.com, Timnas Indonesia tercatat sudah sembilan kali menghadapi Irak sejak pertemuan perdana kedua tim pada 1973. Dari semua laga tersebut, Indonesia belum pernah sekali pun meraih kemenangan.
Dari sembilan laga tersebut, delapan di antaranya berhasil dimenangkan oleh Irak. Satu-satunya hasil imbang terjadi dalam pertemuan pertama.
Catatan ini menegaskan bahwa Irak adalah lawan tangguh bagi Indonesia, terutama dalam laga-laga kompetitif seperti kualifikasi Piala Dunia.
Namun, bagi Saad Qais, statistik itu hanyalah masa lalu, dan sekarang, Timnas Indonesia diakuinya terus berbenah dan meningkat.
"Mengenai Timnas Indonesia, tim ini tidak lagi mudah, mengingat perkembangannya dalam beberapa tahun terakhir. Ketika Irak menghadapi Indonesia di putaran kedua kualifikasi dan di Piala Asia, tim ini belum berada di level seperti sekarang dan mereka telah menjadi lebih kuat dalam bertahan dan menyerang," jelas mantan pemain yang kini berusia 57 tahun itu.
"Kami melihat bahwa mereka bermain dengan gaya dan metode modern, dan hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran bagi Timnas Irak dan Saudi," tegas Saad Qais.
Pelatih Irak Penuh Semangat
Di sisi lain, pelatih Timnas Irak, Graham Arnold, menyambut hasil undian ini dengan penuh semangat dan keyakinan tinggi.
"Kami akan bertarung dengan segala yang kami miliki demi mewujudkan impian jutaan rakyat Irak untuk kembali ke Piala Dunia setelah absen selama 40 tahun," kata Arnold.
Mantan pelatih Timnas Australia itu menyoroti bahwa dalam peringkat FIFA terbaru, Irak berada di atas Arab Saudi dan Indonesia. Namun, ia juga menekankan bahwa peringkat semata tidak menjamin kemenangan.
"Kami harus membuktikan kemampuan kami di atas lapangan. Saya percaya penuh kepada para pemain dan kami akan siap untuk tantangan ini," tambahnya.
Tantangan Berat di Grup B: Menghadapi Irak dan Arab Saudi
Hasil undian yang menempatkan Timnas Indonesia di Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia bersama Irak dan Arab Saudi menunjukkan betapa beratnya jalan menuju Piala Dunia. Kedua lawan tersebut merupakan tim-tim kuat dengan pengalaman panjang di kancah sepak bola Asia dan dunia. Arab Saudi, khususnya, adalah langganan peserta Piala Dunia.
Pertemuan kembali dengan Irak akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Timnas Indonesia untuk menunjukkan perkembangan mereka. Meskipun Irak memiliki rekor superior, semangat juang dan dukungan penuh dari masyarakat Indonesia akan menjadi modal berharga. Setiap pertandingan di grup ini akan menjadi final bagi skuad Garuda.
Timnas Indonesia harus mempersiapkan diri secara maksimal, baik dari segi fisik, mental, maupun strategi. Pelatih Shin Tae-yong perlu meracik taktik terbaik untuk menghadapi gaya permainan Irak yang agresif dan Arab Saudi yang solid. Fokus dan determinasi tinggi akan menjadi kunci untuk meraih hasil positif di setiap laga dan menjaga asa lolos ke putaran selanjutnya.