Liputan6.com, Jakarta Keselamatan kerja bukan lagi sekadar kepatuhan terhadap regulasi, tetapi sudah menjadi kebutuhan. Apalagi pada pekerja di area kerja berisiko tinggi seperti industri migas, pertambangan, atau kimia.
Dalam lingkungan ekstrem, pekerja harus menjalankan standar operasional prosedur secara konsisten dan peralatan seperti teknologi keselamatan yang memadai seperti disampaikan praktisi dan trainer environment, health & safety (EHS), Emanuel Eko Haryanto.
Emanuel menuturkan banyak kecelakaan kerja khususnya di ruang terbatas yang terjadi akibat kombinasi antara SOP yang tidak dijalankan secara konsisten dan kurangnya peralatan pendukung yang tepat.
“Selain SOP, penting adanya peralatan memadai seperti alat deteksi gas. Banyak gas berbahaya yang tidak diinginkan bisa muncul di area kerja ruang terbatas, seperti H₂S, yang berisiko memicu kebakaran, ledakan, atau keracunan" kata Emanueal mengutip keterangan resmi.
Mengutip data BPJS Ketenagakerjaan penyebab kecelakaan kerja selain faktor internal, aspek eksternal seperti paparan gas berbahaya, kekurangan oksigen, suhu ekstrem, atau partikel beracun, terutama di area kerja terbatas (confined space), juga kerap menjadi penyebab utama kecelakaan kerja.
Teknologi Canggih di Lingkungan Kerja Berisiko Tinggi
Mengatasi tantangan kerja di lingkungan berisiko tinggi perusahaan teknologi keselamatan dan medis Dräger Safety Indonesia meluncurkan alat pendeteksi gas dan alat bantu bernapas yang melindungi pekerja dari pekerja dari paparan gas beracun.
Managing Director Drager Indonesia Ratna Kurniawati mengatakan kehadiran detektor multigas X-am 2600 dan SCBA PSS 3000E (Self-Contained Breathing Apparatus) menjawab tantangan untuk memberikan perlindungan kepada pekerja di sektor industri manufaktur, minyak dan gas, industri kimia hingga tambang dan konstruksi.
“Melalui peluncuran X-am 2600 dan PSS 3000E, perangkat dengan standar kualitas Jerman — Dräger menegaskan komitmennya dalam meningkatkan keselamatan kerja di Indonesia, khususnya bagi para pekerja di lingkungan berisiko tinggi," kata Ratna saat peluncuran kedua teknologi ini belum lama.
Lebih lanjut, Ratna menerangkan Dräger X-am 2600 merupakan detektor multi-gas portabel terbaru dari Dräger yang dirancang untuk mendeteksi empat parameter utama: O₂, CO, H₂S, dan gas mudah terbakar secara real time.
Sementara itu, Dräger PSS 3000E adalah alat bantu pernapasan mandiri (Self-Contained Breathing Apparatus/SCBA) yang dirancang untuk kondisi ekstrem seperti ruang terbatas, paparan gas beracun, kebocoran, atau kadar oksigen rendah.juga memperkuat ekosistem keselamatan kerja melalui edukasi, pelatihan, dan dukungan teknis berkelanjutan kepada para mitra industri.
Tingkatkan Keselamatan Pekerja Berisiko Tinggi
Teknologi keselamatan yang semakin berkembang perlu diimbangi dengan kesiapan para pekerja di lapangan. Perlindungan yang menyeluruh tidak hanya bergantung pada perangkat canggih, tetapi juga pada pembekalan yang memadai bagi pekerja.
"Tapi yang paling penting, pekerja harus dibekali pelatihan, simulasi, dan perlengkapan lengkap," kata Emanuel.
Selaras dengan itu, Ratna mengungkapkan bahwa aftersales Drager menyediakan pelatihan penggunaan serta layanan teknis bersertifikasi untuk memastikan perangkat bekerja optimal setiap saat.
"Ini adalah bagian dari komitmen jangka panjang kami untuk menurunkan angka kecelakaan kerja dan membangun budaya keselamatan di Indonesi," katanya.