ICJR: Revisi KUHAP Minim Kontribusi Akademisi dan Transparansi

3 weeks ago 21
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Institute for Criminal Justice Reform mengkritik proses legislasi revisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Menurut Plt. Direktur Eksekutif ICJR, Maidina Rahmawati, revisi dilakukan secara tergesa-gesa, tertutup, dan hanya melibatkan sebagian kecil suara publik.

Pilihan editor: Kisaran Biaya Politik Calon Kepala Daerah

Maidini juga melihat proses legislasi revisi KUHAP oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) minim transparansi dan tergesa-gesa. "Akses publik baru dibuka 8 Juli 2025, dan pembahasannya hanya berlangsung dua hari, 9 dan 10 Juli 2025" kata Maidina dalam diskusi publik yang digelar Pusat Data dan Informasi HAM dan Ikatan Wartawan Hukum, di Hotel Sofyan, Jakarta Pusat, Jumat, 18 Juli 2025.

Menurut dia, DPR hanya membahas sekitar 4 persen dari keseluruhan isu yang masuk dalam daftar inventarisasi masalah (DIM). Maidina menyatakan bahwa sebagian besar masukan dari pihak luar tidak diakomodasi, padahal mereka sebelumnya diminta untuk menelaah draf revisi tersebut. "Yang dibahas bukan 1.600 DIM. dipilih DIM yang mana itu hanya 68 isu. Yang mana itu cuma 4 persen dari DIM," katanya.

Dalam diskusi itu, ia juga menyinggung soal akademisi yang dilibatkan dalam kajian awal revisi, namun kemudian tidak diajak dalam tahap finalisasi. Ia menyebut hal ini sebagai gambaran nyata bagaimana proses legislasi mengabaikan kontribusi ilmiah dan menutup ruang bagi partisipasi publik yang bermakna.

“Kalau saya sih pribadi bercandanya, akademisi yang sudah gelarnya profesor saja digituin, kita expect apa sama masyarakat sipil yang cuma punya concern untuk memonitoring proses pembahasannya,” ucapnya.

Kritik ICJR juga mencakup isu representasi kelompok masyarakat. Maidina menilai tidak semua kelompok terdampak dilibatkan. “Yang lain enggak dilibatkan. Yang lain bahkan enggak tahu kalau ada pembahasan. Ini masalahnya keterbukaan,” ujarnya.

Ia menyebut kondisi ini membuka peluang terjadinya penyusunan undang-undang yang cenderung menyimpang dari prinsip akuntabilitas dan akseptabilitas publik.

Menanggapi kritik tersebut, dalam forum yang sama, anggota Komisi III DPR, Hasbiallah Ilyas, menyatakan bahwa DPR masih membuka ruang untuk masukan dari masyarakat. "Kami masih menerima masukan-masukan yang ada," ujarnya.

Namun, ia menegaskan bahwa proses legislasi tidak akan diulang dari awal. "Enggak mungkin kita mau ulang lagi dari awal tuh, menurut saya rasa. Enggak mungkin," katanya.

Pilihan editor: Jawaban Guntur Romli soal Jadwal Kongres PDIP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Read Entire Article