Liputan6.com, Jakarta Hugo Ekitike akhirnya mendarat di Anfield. Transfer striker 23 tahun Prancis ini merupakan bagian dari revolusi lini depan Liverpool di bawah kepelatihan Arne Slot.
Prosesnya tidak instan. Frankfurt, klub pemilik Ekitike, dikenal keras kepala dalam negosiasi, tapi Liverpool mengajukan tawaran yang tak bisa ditolak, yakni £69 juta (sekitar Rp1,5 triliun) plus bonus £10 juta (sekitar Rp199 miliar).
Kini, Liverpool bukan cuma mendapatkan striker muda penuh potensi, tapi juga sosok yang diyakini bisa menyatu dalam sistem Slot. Pertanyaannya adalah bagaimana The Reds akhirnya memilih Ekitike, dan seperti apa pemain yang akan mereka andalkan musim ini?
Prioritas Slot dan Krisis Lini Depan Liverpool
Liverpool memang sudah belanja besar musim panas ini, tapi posisi striker tetap jadi prioritas. Darwin Nunez kemungkinan akan hengkang setelah performa tak kunjung stabil selama tiga musim.
Luis Diaz juga belum pasti bertahan, menyusul ketertarikan dari Bayern Munchen yang baru saja menawar €67,5 juta (sekitar Rp1,2 triliun). Sementara itu, Federico Chiesa tidak dibawa tur pramusim ke Asia, tanda lain akan adanya perubahan besar.
Yang paling memilukan tentu kabar duka dari Diogo Jota. Ia dan sang kakak, Andre Silva, meninggal dalam kecelakaan mobil awal bulan ini. Situasi ini membuat Liverpool bergerak cepat mencari solusi.
Ekitike: Muda, Tajam, dan Masih Bisa Berkembang
Liverpool sempat melirik Alexander Isak, tapi Newcastle tak mau menjual. Di tengah situasi itu, nama Hugo Ekitike naik ke permukaan dan langsung diproses.
Striker 23 tahun ini memang belum sehalus Isak, tapi statistiknya menjanjikan. Ia mencetak 22 gol dan 12 assist dalam 48 laga bersama Frankfurt musim lalu.
“Dia suka bermain untuk orang lain yang juga suka bermain untuknya,” ujar seorang pemandu bakat kepada ESPN. Sosoknya tinggi, cepat, dan punya teknik yang matang—sebuah kombinasi yang sangat dicari pelatih modern.
Slot Meyakinkan, Ekitike Mantap Pilih Liverpool
Newcastle sempat jadi pesaing serius, bahkan menawarkan £70 juta (sekitar Rp1,6 triliun). Namun, keputusan Ekitike berubah setelah satu panggilan Zoom dengan Arne Slot.
Slot memaparkan visinya bahwa ia ingin striker dinamis yang bisa menggabungkan kecerdasan dan kerja keras, baik dengan bola maupun tanpa bola. Ekitike merasa dirinya cocok dengan gambaran itu.
Sumber ESPN melabeli pertemuan itu sebagai sebuah 'masterclass'. Sejak saat itu, Ekitike mengabaikan tawaran lain dan fokus hanya pada Liverpool.
Belajar dari PSG, Bersinar di Frankfurt
Karier Ekitike melesat sejak 2021 bersama Reims. Setelah mencetak 11 gol dalam 26 laga, ia diboyong PSG dengan total €35 juta (sekitar Rp672 miliar).
Sayangnya, di PSG, ia kesulitan mendapat menit bermain. Namun, masa pinjaman ke Frankfurt mengubah segalanya. Di sana, ia berkembang dan menjadi andalan setelah Omar Marmoush dijual ke Manchester City.
“Saya rasa itu sudah cukup jelas,” kata pelatih Frankfurt, Dino Toppmoller, saat ditanya mengapa Ekitike absen di laga uji coba terakhir. “Kami kehilangan pemain top kami di musim dingin, dan sekarang mungkin satu lagi.”