Liputan6.com, Jakarta - Gedung Putih menyampaikan bahwa Presiden Donald J. Trump didiagnosis insufisiensi vena kronis menyusul adanya pembengkakan di kaki bagian bawah.
Kabar ini disampaikan Sekretaris pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, pada Kamis, 17 Juli 2025.
Dalam catatan kesehatan resmi, dokter Presiden Trump, Dr. Sean P. Barbabella, menyampaikan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, Donald Trump menunjukkan adanya sedikit pembengkakan di kaki bagian bawah.
Sesuai dengan perawatan medis rutin dan sebagai bentuk kehati-hatian, kekhawatiran ini dievaluasi secara menyeluruh oleh Unit Medis Gedung Putih.
“Presiden menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk pemeriksaan vaskular diagnostik. USG Doppler vena bilateral pada ekstremitas bawah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis,” tulis Barbabella dalam catatan perkembangan kesehatan Trump.
Insufisiensi vena kronis adalah suatu kondisi yang jinak dan umum, terutama pada individu berusia di atas 70 tahun.
“Yang terpenting, tidak ada bukti trombosis vena dalam (TVD) atau penyakit arteri,” imbuhnya.
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi hitung darah lengkap, panel metabolik komprehensif, profil koagulasi, D-dimer, peptida natriuretik tipe B, dan biomarker jantung. Semua hasil dalam batas normal.
Ekokardiogram juga dilakukan dan memastikan struktur dan fungsi jantung normal. Tidak ada tanda-tanda gagal jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi.
Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana menerapkan tarif impor “sedikit di atas 10%” untuk barang dari lebih dari 100 negara kecil, termasuk di Afrika dan Karibia.
Soal Memar Ringan di Punggung Tangan
Selain pembengkakan di kaki bagian bawah, foto-foto terbaru Presiden menunjukkan memar ringan di punggung tangannya. Hal ini membuat publik bertanya-tanya.
Menurut hasil pemeriksaan, ini merupakan iritasi jaringan lunak ringan akibat sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin.
Aspirin sendiri dikonsumsi Trump sebagai bagian dari program pencegahan kardiovaskular standar. Ini merupakan efek samping terapi aspirin yang umum dan tidak berbahaya.
“Ringkasan, Presiden Trump tetap dalam kondisi kesehatan yang prima,” Barbabella menyimpulkan.
Mengenal Insufisiensi Vena Kronis
Melansir Cleveland Clinic, insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency/CVI) adalah bentuk penyakit vena yang terjadi ketika vena di kaki rusak.
Akibatnya, vena ini tidak dapat mengelola aliran darah seperti seharusnya dan darah di kaki lebih sulit untuk kembali ke jantung. Insufisiensi vena kronis menyebabkan darah mengumpul di vena kaki yang menyebabkan tekanan tinggi di vena tersebut.
Insufisiensi vena kronis dapat terjadi karena kerusakan pada salah satu vena kaki . Vena-vena ini meliputi:
- Vena dalam, yaitu vena besar di bagian dalam tubuh yang mengalir melalui otot-otot.
- Vena superfisial, yang dekat dengan permukaan kulit.
- Vena perforasi, yang menghubungkan vena dalam dan vena superfisial.
Insufisiensi vena kronis dapat menyebabkan gejala ringan pada awalnya. Namun seiring waktu, kondisi ini dapat mengganggu kualitas hidup dan menyebabkan komplikasi serius.
Penyakit Umum Terutama pada Orang Tua
Senada dengan yang disampaikan Barbabella, insufisiensi vena kronis adalah penyakit yang umum.
Misalnya, varises memengaruhi sekitar 1 dari 3 orang dewasa. Setiap tahun, sekitar 1 dari 50 orang dewasa dengan varises mengalami insufisiensi vena kronis.
Insufisiensi vena kronis biasanya memengaruhi orang di atas usia 50 tahun. Risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.
Secara keseluruhan, insufisiensi vena kronis memengaruhi sekitar 1 dari 20 orang dewasa.
Insufisiensi vena kronis memperlambat aliran darah dari kaki kembali ke jantung. Tanpa pengobatan, penyakit ini meningkatkan tekanan di vena kaki sedemikian rupa sehingga pembuluh darah terkecil (kapiler) pecah. Ketika ini terjadi, kulit di area tersebut berubah warna menjadi cokelat kemerahan dan dapat dengan mudah pecah jika terbentur atau tergores.
Penanganan untuk insufisiensi vena kronis meliputi perubahan gaya hidup dan terapi kompresi. Jika langkah-langkah ini tidak cukup, penyedia layanan kesehatan mungkin akan merekomendasikan prosedur atau operasi.
Penanganan terbaik untuk pasien bergantung pada seberapa parah kondisinya telah berkembang dan kondisi medis lain yang dimiliki. Penyedia layanan kesehatan akan menyesuaikan penanganan dengan kebutuhan individual masing-masing pasien.