Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah kamu terbangun dengan jantung berdebar karena mimpi buruk? Lalu kamu teringat bahwa malam sebelumnya makan keju dan bertanya-tanya, jangan-jangan keju penyebabnya?
Banyak orang percaya bahwa apa yang dikonsumsi sebelum tidur bisa memengaruhi kualitas tidur, bahkan mimpi. Contohnya, makan makanan pedas bisa membuat perut tidak nyaman dan mengganggu tidur. Lantas, bagaimana dengan keju?
Ternyata, hasil studi terbaru menunjukkan bahwa keju memang bisa menyebabkan mimpi buruk, terutama pada orang yang punya intoleransi laktosa.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Psychology pada 1 Juli 2025 mengungkap bahwa kualitas tidur dan isi mimpi bisa dipengaruhi oleh makanan.
Studi ini dilakukan terhadap 1.082 mahasiswa di Kanada yang diminta mengisi survei terkait kebiasaan makan, kualitas tidur, mimpi buruk, hingga keyakinan mereka tentang pengaruh makanan terhadap mimpi.
Sebanyak 40 persen responden mengaku kualitas tidur mereka dipengaruhi oleh jenis dan waktu konsumsi makanan.
Produk susu dan makanan manis disebut sebagai pemicu tidur yang buruk. Sebaliknya, makanan sehat seperti teh herbal, buah, dan sayur diasosiasikan dengan tidur yang lebih nyenyak.
Alergi Makanan dan Intoleransi Laktosa Terkait Mimpi Buruk
Hanya sekitar 5,5 persen responden yang percaya makanan bisa memengaruhi mimpi. Namun, kelompok ini cenderung memiliki alergi makanan atau intoleransi gluten, meski tidak lebih rentan terhadap intoleransi laktosa dibanding peserta lain.
Menurut profesor psikiatri sekaligus Direktur Dreams and Nightmares Laboratory di Université de Montréal, Tore Nielsen, mimpi buruk lebih sering dialami oleh orang dengan sensitivitas terhadap makanan.
"Tingkat keparahan sensitivitas makanan, terutama intoleransi laktosa dan gabungan alergi makanan, berkaitan dengan tingkat keparahan mimpi buruk," ujar Nielsen, dikutip dari Health.
Nielsen juga menambahkan bahwa mimpi dengan emosi negatif cenderung dialami oleh peserta yang memiliki pola makan tidak sehat.
Senada dengan itu, profesor pengobatan nutrisi dari Columbia University, Marie-Pierre St-Onge, menyebut intoleransi laktosa bisa memicu gejala pencernaan yang berujung pada gangguan tidur.
"Data mereka menunjukkan bahwa intoleransi laktosa menyebabkan gejala gastrointestinal (GI) yang berkaitan dengan mimpi buruk," kata St-Onge.
"Jika kamu mengalami gangguan pencernaan saat tidur, kamu lebih mungkin terbangun atau mengalami mimpi buruk saat fase tidur bermimpi," lanjutnya.
Mengapa Pola Makan Dapat Memengaruhi Tidur
Meski penelitian ini menyebut keju dan produk susu bisa berdampak negatif bagi sebagian orang, studi lain justru menemukan bahwa susu bisa membantu tidur lebih nyenyak.
Perbedaan hasil ini menunjukkan bahwa efek makanan terhadap tidur bersifat individual.
St-Onge mengingatkan bahwa secara umum, makanan tinggi gula, kafein, dan alkohol berdampak buruk pada kualitas tidur.
Sementara itu, pola makan sehat dapat menurunkan risiko gangguan tidur.
"Kita tahu bahwa mengikuti pola makan sehat dikaitkan dengan berkurangnya risiko gangguan tidur, dan mengikuti pola makan yang kurang sehat justru meningkatkan risiko tersebut," ujarnya.
Nielsen menambahkan, gangguan fisik seperti perut tidak nyaman juga bisa muncul dalam bentuk mimpi buruk.
Misalnya, seseorang yang merasa demam bisa bermimpi tentang kebakaran. Hal ini bisa menjadi petunjuk baru dalam mengatasi mimpi buruk.
Makanan yang Harus Dikonsumsi dan Dihindari
Hingga kini belum ada daftar pasti makanan apa saja yang harus dihindari untuk mencegah mimpi buruk. Namun, jika kamu sering mengalaminya, tak ada salahnya memeriksa apakah kamu memiliki intoleransi laktosa atau alergi makanan lainnya.
Menurut Nielsen, jika kamu merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tertentu seperti keju atau susu, sebaiknya hindari makanan tersebut sebelum tidur.
Berikut beberapa makanan yang diketahui dapat meningkatkan kualitas tidur:
- Melatonin: telur, ikan, kacang-kacangan, jamur, jus ceri asam
- Tryptophan: kalkun, ayam, putih telur, biji-bijian, produk susu
- Magnesium: pisang, sayuran hijau, alpukat, kacang-kacangan