TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Mohammad Syafii mengungkap kemungkinan memperpanjang kembali masa pencarian korban tenggelamnya kapal motor penyebrangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di Selat Bali. Ia menyebut pencarian akan terus dilakukan apabila masih ada korban yang belum ditemukan dan pencarian tersebut masih dirasa efektif.
"Jadi tidak pernah yang namanya operasi Badan SAR Nasional itu ditutup. Tidak pernah," kata dia saat ditemui di acara peresmian gedung baru Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di Jakarta, Senin, 21 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam menjalankan tugasnya, Syafii menjelaskan Tim SAR telah memiliki standar prosedur operasional yang harus selalu ikuti. Standar itu yakni wajib melakukan pencarian selama 7 hari setelah peristiwa kecelakaan terjadi. Setelah itu, apabila ada peristiwa khusus maka pencarian harus diperpanjang lagi hingga pencarian tersebut dinyatakan tidak lagi efektif.
"Untuk yang kali ini (KMP Tunu Wijaya) akan kami lihat lagi," kata dia. "Pokoknya pencairan baru kami hentikan jika tidak efektif lagi atau dinyatakan sudah bisa dialihkan ke operasi yang rutin kami laksanakan."
Sebelumnya, pada hari ke-13 operasi SAR dilakukan, pencarian korban telah diperpanjang hingga tujuh hari atau sampai Ahad, 20 Juli 2025. Namun, hingga hari ini atau tepat masa pencarian berakhir, masih tersisa 11 korban yang belum ditemukan.
Adapun insiden tenggelamnya kapal ini terjadi pada Rabu malam, 2 Juli 2025, sekitar pukul 23.30 WITA, akibat cuaca buruk yang ditandai gelombang tinggi dan angin kencang. Koordinator Pos SAR Banyuwangi Wahyu Setia Budi mengatakan insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang membawa puluhan penumpang tersebut saat berada dalam lintasan Ketapang-Gilimanuk.
Menurut dia, kapal feri di lintasan Ketapang-Gilimanuk itu tenggelam sebelum sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Wahyu menyebutkan data jumlah penumpang atau manifes KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut sebanyak 53 orang penumpang 12 orang kru kapal dan 22 unit kendaraan.
Daniel Ahmad Fajri berkontribusi dalam penulisan artikel ini