Aliansi 98 Tantang Fadli Zon Gelar Peradilan HAM

1 month ago 27
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Organ 98 menantang pemerintah menggelar persidangan untuk mengadili kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi pada masa kerusuhan Mei 1998. Tantangan itu merupakan respons para aktivis reformasi atas pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut peristiwa pemerkosaan massal tak memiliki basis data dan fakta hukum yang kuat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut antan aktivis 1998, Pande K. Trimayuni, sebuah kekonyolan mengatakan tidak ada bukti yang diakui hukum, sementara proses hukumnya saja tidak pernah ditempuh. Oleh karena itu, dia menilai keriuhan ini bisa menjadi kesempatan untuk para aktivis dan pihak yang selama ini menyangkal mendapat jalan terang. 

"Bagaimana pelanggaran HAM tersebut, siapa pelakunya, dan bagaimana para korban memperoleh keadilan. Maka ayo kita bawa ke pengadilan dan kita adili," ujar Pande dalam konferensi pers di Graha Pena 98, Jakarta, Rabu, 18 Juni 2025. 

Pande mengatakan putusan pengadilan adalah satu-satunya jalan agar alasan Fadli tidak mencantumkan peristiwa pemerkosaan Mei dalam sejarah resmi valid. Tanpa proses itu, pernyataan Fadli hanya omong kosong belaka untuk mengaburkan sejarah.

"Baru setelah ada keputusan pengadilan, ditentukan mau dicantumkan atau tidak. Itu baru fair," kata dia. 

Meski sebenarnya, Pande menambahkan, sebuah sejarah tidak memerlukan fakta hukum. Selama peristiwa tersebut benar-benar terjadi dan terabadikan dalam ingatan manusia, maka peristiwa tersebut dapat diakui keberadaannya. Dia mencontohkan sejarah runtuhnya kerajaan Singasari, Gadjah Mada, dan lain sebagainya. "Bahkan banyak sekali peristiwa-peristiwa seperti itu, apakah perlu fakta hukum?" katanya.

Adapun sebelumnya Fadli Zon menjelaskan bahwa pencantuman pemerkosaan massal dalam sejarah nasional perlu dikaji ulang karena tidak memiliki fakta hukum yang membuktikan kasus tersebut.

Menurut Fadli, temuan yang disimpulkan oleh Gabungan Pencari Fakta-tim investigasi yang dibentuk oleh Pemerintahan Presiden Habibie kala itu, tidak memiliki basis data dan bukti yang kuat.

"TGPF ketika itu hanya menyebut angka tanpa data pendukung yang solid baik nama, waktu, peristiwa, tempat kejadian atau pelaku," ucap Fadli Zon melalui keterangan tertulis pada Senin, 16 Juni 2025. 

Fadli mengatakan keyakinannya bertambah kuat setelah mencari sumber lain dan tidak ada satu pun laporan investigasi yang secara komprehensif membuktikan angka korban pemerkosaan dalam kerusuhan Mei. Bahkan politikus Gerindra itu berujar laporan investigasi majalah terkemuka di Indonesia pun tidak berhasil mengungkap fakta-fakta kuat soal pemerkosaan massal itu. 

Read Entire Article