Liputan6.com, Jakarta Musim baru Serie A semakin dekat dan Ruben Loftus-Cheek mulai menemukan kembali semangatnya di AC Milan. Setelah musim lalu banyak diganggu cedera, gelandang asal Inggris ini kini memasuki periode baru di bawah arahan Massimiliano Allegri. Tak hanya itu, kehadiran Luka Modric di lini tengah membuat antusiasmenya semakin bertambah.
Loftus-Cheek tampil cukup meyakinkan di musim pertamanya bersama Rossoneri dengan mencetak 10 gol. Kini, dengan kondisi fisik yang semakin membaik, ia berharap bisa kembali menjadi sosok penting dalam skema permainan. Allegri pun tampaknya punya rencana besar untuknya.
Dalam sebuah wawancara virtual dengan The Strait Times, Loftus-Cheek buka-bukaan soal suasana pramusim bersama pelatih anyar dan potensi bekerja sama dengan Modric. Ia terlihat optimistis, tapi tetap realistis menjalani hari-hari awal yang padat bersama Milan.
Mengenal Allegri Lebih Dekat
Meski baru dalam masa pramusim, Loftus-Cheek mulai merasakan pendekatan khas Allegri. Pelatih asal Italia itu membangun hubungan personal lebih dulu sebelum masuk ke aspek taktik. “Dia baru mulai mengenal pemain-pemain lain secara personal dan membangun hubungan dengan semua orang, tapi Anda bisa lihat bagaimana dia bekerja, sangat intens ketika bekerja,” ucapnya, dikutip Sempre Milan.
Kesan awal Allegri adalah sosok yang intens, penuh semangat, dan penuh dedikasi. Pengalaman melatih klub-klub besar membuat para pemain langsung menunjukkan rasa hormat. “Dia sudah memenangkan begitu banyak hal, begitu banyak trofi di masa lalu sehingga Anda tak bisa tidak mengagumi apa yang telah dia capai, dan punya rasa hormat yang besar untuknya,” lanjut Loftus-Cheek.
Ia menyambut kesempatan ini dengan terbuka. Loftus-Cheek percaya bahwa bimbingan dari pelatih seperti Allegri bisa membantunya berkembang secara mental maupun teknis. Baginya, musim baru ini adalah peluang untuk bangkit dan membuktikan diri kembali.
Luka Modric, Inspirasi di Lapangan
Salah satu hal yang membuat musim ini terasa berbeda adalah kehadiran Luka Modric. Loftus-Cheek mengaku sangat bersemangat bisa satu tim dengan pemenang Ballon d'Or tersebut. “Saya sudah beberapa kali bermain melawan dia. Dia pemenang Ballon d'Or, tidak banyak orang bisa mengatakan hal itu,” katanya.
Menurutnya, Modric membawa lebih dari sekadar teknik tinggi. Sosok gelandang Kroasia itu memberi pengaruh besar secara mental dan pengalaman di ruang ganti. “Dia pemain top, punya karier yang luar biasa dan dengan pengalaman serta kualitas seperti itu, dia akan memberikan banyak hal untuk tim,” lanjutnya.
Loftus-Cheek juga berharap bisa mengenal Modric lebih dekat sebagai rekan dan pribadi. “Saya sangat bersemangat menyambut kehadirannya di sini dan mengenalnya secara pribadi juga, karena dia adalah sosok yang dikagumi semua pesepak bola – bagaimana dia bisa tetap di level tertinggi dalam waktu yang sangat lama,” tuturnya.
Tantangan Serie A dan Target Pribadi
Menurut Loftus-Cheek, bermain di Serie A memberikan tantangan tersendiri dibandingkan Premier League. Ia belajar memahami taktik yang menjadi ciri khas liga Italia. “Sudah dua tahun, dua musim di Serie A dan Italia, sepak bolanya agak berbeda, lebih taktis,” ungkapnya.
Ia juga menilai bahwa atmosfer kompetisi di Italia tak pernah mudah. Namun, justru itulah yang membuatnya tertantang untuk terus berkembang. “Itulah mengapa Serie A itu unik dan menjadi tantangan setiap musimnya. Ini liga yang sangat sulit, dan saya sangat menikmatinya,” lanjut Loftus-Cheek.
Kini, fokus utamanya adalah kembali fit dan tampil konsisten sepanjang musim. Ia sadar, performa apik bersama Milan bisa membuka pintu ke peluang lain. “Saya menantikan musim baru ini, untuk melihat apa yang bisa kami capai,” ujarnya penuh semangat.
Tentang Inggris dan Asa ke Piala Dunia
Meski peluang tampil di Piala Dunia 2026 belum tertutup, Loftus-Cheek memilih untuk tidak terlalu memikirkannya sekarang. Ia tahu bahwa langkah demi langkah lebih penting untuk ditempuh. “Mungkin saja, tapi itu bukan hal utama di pikiran saya,” ujarnya.
Baginya, performa di level klub adalah kunci menuju panggilan tim nasional. Fokus dan konsistensi menjadi prioritas utama dalam setiap pertandingan. “Musim yang bagus mungkin bisa membantu saya ke sana, tapi saya harus menjalaninya satu pertandingan demi satu,” lanjutnya.