Liputan6.com, Jakarta - Delapan bayi di Inggris baru saja lahir sehat berkat teknologi DNA modern yang memungkinkan mereka terbebas dari penyakit mitokondria—kelainan genetik langka yang bisa berakibat fatal. Metode ini memanfaatkan DNA dari tiga orang sekaligus, yakni dari ibu, ayah, dan seorang donor perempuan.
Teknik canggih ini dirancang untuk membantu perempuan yang berisiko tinggi menurunkan penyakit mitokondria kepada anaknya. Penyakit ini memengaruhi bagian penting sel, yaitu mitokondria, yang bertugas menghasilkan energi. Jika mitokondria rusak, dampaknya bisa serius, mulai dari kelemahan otot, kejang, keterlambatan perkembangan, hingga kematian organ vital.
DNA dari Tiga Orang, Bagaimana Bisa?
Secara umum, DNA manusia diwarisi dari ayah dan ibu, dan sebagian besar terkonsentrasi di inti sel. Namun, sekitar 1% DNA lainnya terletak di mitokondria—struktur kecil di luar inti sel. Pada beberapa perempuan, mitokondria membawa mutasi genetik berbahaya yang dapat diturunkan ke anak.
Untuk mencegah hal ini, para peneliti melakukan teknik yang disebut mitochondrial donation. Caranya, materi genetik inti dari sel telur ibu dipindahkan ke sel telur donor yang sehat, yang mitokondrianya bebas dari mutasi. Sel telur ini kemudian dibuahi dengan sperma ayah. Hasilnya adalah embrio dengan DNA utama dari orang tua kandung dan mitokondria sehat dari donor—itulah mengapa disebut “DNA dari tiga orang”.
Menurut laporan di New England Journal of Medicine, dari 22 prosedur yang dilakukan, delapan bayi telah lahir dalam kondisi sehat, dan satu kehamilan masih berlangsung. Prosedur ini hanya diperbolehkan secara legal di Inggris dan Australia, dan belum diizinkan di banyak negara lain, termasuk Amerika Serikat.
“Ini adalah tonggak penting,” ujar Dr. Zev Williams, kepala Pusat Fertilitas Universitas Columbia, yang tidak terlibat langsung dalam studi ini, dilansir CNBC News.
“Teknologi ini memperluas pilihan reproduksi dan memberi harapan bagi banyak pasangan.”