Liputan6.com, Jakarta Ada setidaknya enam cara untuk meningkatkan tumbuh kembang anak menurut dokter spesialis anak RS EMC Cikarang, Reza Ervanda Zilmi, yakni:
- Berikan air susu ibu atau ASI eksklusif selama 6 bulan, dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi.
- Lakukan stimulasi setiap hari, melalui bermain, berbicara, membacakan cerita, dan memberi tugas ringan sesuai usia.
- Pastikan anak mendapat imunisasi lengkap sesuai jadwal dari pemerintah atau tenaga kesehatan.
- Jaga kebersihan dan kesehatan lingkungan untuk mencegah infeksi yang bisa menghambat tumbuh kembang.
- Penuhi kebutuhan kasih sayang dan perhatian, karena hubungan emosional yang sehat memengaruhi perkembangan otak.
- Pantau tumbuh kembang anak secara berkala dengan buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau konsultasi ke tenaga kesehatan.
“Tumbuh kembang anak merupakan salah satu indikator utama dalam menentukan kualitas generasi masa depan. Setiap anak memiliki potensi unik yang perlu dikenali dan dikembangkan secara optimal sejak usia dini,” ujar Reza mengutip laman EMC, Jumat (8/8/2025).
Dia menambahkan, masa pertumbuhan anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan adalah periode emas (golden age) yang menjadi dasar bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, memahami aspek tumbuh kembang anak secara menyeluruh sangat penting bagi setiap orangtua, pengasuh, pendidik, bahkan masyarakat luas.
ASI eksklusif merupakan langkah penting dalam mencegah stunting sejak dini karena memberikan nutrisi yang optimal bagi pertumbuhan bayi. Dengan menyusui secara eksklusif selama enam bulan pertama, anak mendapatkan zat gizi yang diperlukan untuk perke...
2 Komponen Utama Tumbuh Kembang Anak
Tumbuh kembang anak meliputi dua komponen utama, yaitu pertumbuhan bertambahnya tinggi, berat badan, serta ukuran kepala. Dan perkembangan seperti kemampuan motorik, bicara, emosi, serta interaksi sosial.
Kedua komponen ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan dalam mendukung keberhasilan anak menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan tangguh.
“Sayangnya, banyak orangtua masih belum sepenuhnya menyadari bahwa keterlambatan tumbuh kembang anak dapat berdampak jangka panjang. Stunting, keterlambatan bicara, gangguan belajar, hingga masalah perilaku bisa muncul jika fase tumbuh kembang anak tidak dipantau dan dirangsang secara tepat.”
Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tahapan tumbuh kembang optimal pada anak dan bagaimana mendukungnya.
Tahapan Tumbuh Kembang Anak
Tahap Bayi (0–12 bulan)
Di masa yang termasuk golden age ini, bayi mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Berat badan bisa meningkat dua kali lipat pada usia 6 bulan, dan tiga kali lipat pada usia 1 tahun.Kemampuan motorik kasar seperti tengkurap, duduk, merangkak, hingga berdiri mulai terlihat.Bayi juga mulai menunjukkan perkembangan sosial seperti tersenyum saat diajak bicara dan mengenali suara ibu.
Tahap Balita (1–5 tahun)
Merupakan bagian dari fase golden age. Di masa ini perkembangan motorik halus dan kasar yang lebih kompleks seperti berjalan, berlari, menggambar, dan menggunakan sendok.Perkembangan bahasa mulai pesat, anak mampu mengucapkan kata pertama hingga menyusun kalimat sederhana.Anak mulai menunjukkan kemandirian dan rasa ingin tahu yang besar.
Usia Prasekolah dan Sekolah Dasar (6–12 tahun)
Perkembangan kognitif melesat, anak mampu berpikir logis, memecahkan masalah, dan belajar membaca serta berhitung.Anak juga belajar tentang norma sosial, nilai-nilai moral, serta mulai membentuk identitas diri.Hubungan sosial dengan teman sebaya menjadi sangat penting dalam tahap ini.
Usia Remaja Awal (13–18 tahun)
Anak mengalami perubahan fisik yang signifikan akibat pubertas.Perkembangan emosi dan kemampuan berpikir abstrak berkembang pesat.Anak mulai mempertanyakan nilai-nilai, membentuk pendapat sendiri, dan menunjukkan keinginan untuk lebih mandiri.“Orangtua adalah pengaruh utama dalam proses tumbuh kembang anak. Keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan responsif terhadap kebutuhan anak dapat memberikan fondasi yang kuat bagi perkembangan anak yang optimal,” ujar Reza.
Keterlibatan ayah juga tidak kalah penting dalam memberikan dukungan emosional dan pendidikan. Pola asuh yang demokratis, di mana anak diberikan kebebasan berekspresi namun tetap ada batasan yang jelas, terbukti paling efektif dalam mendukung perkembangan anak.