Liputan6.com, Jakarta Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih terus bermutasi. Varian baru COVID-19 yang muncul adalah NB.1.8.1 atau Nimbus.
UK Health Security Agency (UKHSA) mengatakan bahwa di negaranya sudah mendeteksi beberapa kasus NB.1.8.1. Namun, pada data global Nimbus terus menyumbang peningkatan kasus COVID-19.
Berikut beberapa fakta tentang NB.1.8.1 yang perlu diketahui:
1. NB.1.8.1 Bagian dari Omicron
Dokter Chun Thang dari Pall Mall Medical mengatakan bahwa NB.1.8.1 termasuk subvarian Omicron. Pertama kali terdeteksi di awal 2025. Selain Inggris, China dan Amerika Serikat melaporkan kehadiran varian ini.
"NB.1.8.1 tidak terlalu berbeda dari varian Omicron, tetapi ada beberapa perubahan pada protein lonjakannya, yang mungkin membuatnya menyebar lebih mudah atau lolos dari sebagian kekebalan yang ada,” kata Tang mengutip Independent, Selasa, 10 Juni 2025.
Lalu, dokter Naveed Asif yang praktik di London menyebutkan bahwa terdapat mutasi pada materi genetik varian Nimbus itu. Namun, mutasi pada virus merupakan hal yang normal terutama yang menyebar luas.
“Varian NB.1.8.1, yang juga disebut Nimbus, adalah jenis baru virus Covid-19 yang muncul karena mutasi pada materi genetiknya,” kata Naveed.
2. Nimbus Diduga Lebih Mudah Menular
Asif mengatakan ada kemungkinan Nimbus lebih mudah menular dibanding varian sebelumnya. Hal ini mengingat ada peningkatan signifikan di India, Hong Kong, Singapura dan Thailand.
3. Tidak Lebih Parah dari Varian Sebelumnya
"Berdasarkan informasi yang tersedia sejauh ini, tidak ada bukti yang menunjukkan variant ini menyebabkan kasus yang lebih parah dibandingkan varian sebelumnya," seperti disampaikan UKHSA Deputy Director, Gayatri Amirthalingam.
Lalu, tidak ada bukti juga yang menunjukkan vaksin yang ada sekarang tidak efektif menghadapi varian NB.1.8.1 ini.
“Meskipun demikian, tanda-tanda awal menunjukkan bahwa virus itu tampaknya tidak menyebabkan penyakit yang lebih serius, tetapi tentu saja, kita masih mempelajarinya lebih lanjut,” kata Tang.
4. Terdeteksi di 22 Negara
Asif mengungkapkan bahwa saat ini puluhan negara sudah melaporkan adanya NB.1.8.1.
"Penyebarannya telah terindentifikasi di sekitar 22 negara," kata Asif.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan pada Rabu lalu bahwa peningkatan kasus terutama terjadi di wilayah Mediterania Timur, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Hal terkait dengan kehadiran NB.1.8.1.
5. Cara Penularan COVID Nimbus atau NB.1.8.1
Tang mengatakan varian NB.1.8.1 memiliki cara penularan seperti varian COVID-19 sebelumnya.
"Virus dari varian ini menyebar dari orang ke orang, terutama melalui droplet pernapasan saat orang batuk, bersin, atau bahkan sekadar berbicara dari jarak dekat,” kata Tang.
Varian ini juga lebih dapat bertahan saat berada di ruangan dengan ventilasi yang buruk.