4 Laporan Investigasi Tempo soal Kasus Pemerkosaan 1998

1 month ago 39
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut peristiwa pemerkosaan massal dalam kerusuhan Mei 1998 hanya rumor belaka banjir kritik. Berbagai organisasi masyarakat sipil hingga warganet mengecam pernyataan tersebut. 

"Pernyataan Fadli Zon menunjukan sikap nirempati terhadap korban dan seluruh perempuan yang berjuang bersama korban," kata Tim Relawan untuk Kekerasan Terhadap Perempuan Ita F. Nadia dalam Konferensi Pers Masyarakat Sipil Melawan Impunitas melalui Zoom Meeting pada Jumat, 13 Juni 2025. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, peristiwa ini menjadi laporan perdana Tempo setelah sempat dibredel pemerintahan Orde Baru pada 1994. Kala itu, Tempo membentuk tim investigasi khusus pemerkosaan Mei dan melaporkannya di edisi 6 Oktober 1998 dengan judul "Pemerkosaan: Cerita dan Fakta".

Tim relawan saat itu melaporkan setidaknya ada 168 korban yang terdiri dari 152 korban di Jakarta, sisanya tersebar dari Solo, Medan, Palembang dan Surabaya. Kepada Tempo, sejumlah pendamping korban dan saksi blak-blakan menuturkan kisah pemerkosaan yang brutal pada peristiwa kelam sebelum reformasi 1998 itu. 

Berikut 4 laporan Tempo tentang peristiwa ini yang bisa kembali dibaca:

1. Jalan Panjang Tragedi Itu: Benarkah Ada Pemerkosaan Mei 1998

Artikel ini bercerita bagaimana kepolisian berselisih pendapat dengan hasil temuan Tim Relawan. Kepala Kepolisian RI Letnan Jenderal Roesmanhadi kala itu mengatakan selama tidak ada bukti, pemerkosaan itu tidak ada. 

Kepala Direktorat Reserse Polda Metro Jaya Kolonel Gorries Mere kemudian muncul di televisi dan mengatakan timnya telah melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. "Polisi sudah menyelidik hingga 103 kasus, tapi tidak pernah kami dapatkan bukti konkret," ucap dia. 

Dalam menyelidiki kasus ini, Polda Metro Jaya membentuk tim khusus bernama Tim Merpati. Tim penyelidik yang dikomandani oleh Kapolda Noegroho Djajusman ini terdiri dari para polisi maupun polwan yang turun langsung ke lapangan. Lantas bagaimana temuannya? 

Baca selengkapnya DI SINI.

2. Setiap Bertemu Lelaki, Anak Yatim Itu Histeris

Laporan ini berisi wawancara dengan Anton Indracaya-pendamping korban pemerkosaan Mei. Di situ, Anton menceritakan kisah tragis para korban yang ditemuinya. Mulai dari anak remaja berusia 15 tahun hingga korban yang vaginanya dirajam menggunakan besi gorden. 

Anton menuturkan 8 korban yang didampinginya ia temui di beberapa rumah sakit di Jakarta melalui beberapa dokter kenalannya. Anton bercerita korban peristiwa keji itu rata-rata berusia 20 tahun. "Saya melihat langsung, ada yang dioperasi saluran tuba vaginanya, ada yang selaput daranya," kata Anton. 

Baca selengkapnya DI SINI.

3. Mona, Dibalik Seprai Kembang

Seorang pendamping pemerkosaan kerusuhan Mei 1998, Fannie, menceritakan kesaksiannya melihat seorang gadis keturunan Tionghoa dilecehkan lima pria di depan matanya. "Itulah penghinaan yang tak dapat saya hadapi sebagai perempuan maupun manusia," ujarnya dengan mata berkaca-kaca. 

Ia pun menceritakan kisah Mona-bukan nama sebenarnya, yang diperkosa oleh lima laki-laki di antara kerusuhan 13-14 Mei. "Empat pria memegang kakinya. Laki-laki kelima menempelkan leher dn kepala Mona ke ujung tempat tidur. Lalu, maaf, laki-laki itu memaksa memasukkan alat kelaminnya ke dalam mulut Mona--sembari keempat pria itu bergantian memerkosa nya di ujung sebelah," tutur Fannie. 

Baca selengkapnya DI SINI.

4. Susah Mencari Saksi Ahli, Apalagi Bukti

Tulisan ini mengungkap alasan mengapa peristiwa pemerkosaan pada ratusan orang itu sulit dibuktikan. Kendati banyak dokter dan perawat yang menangani para korban, tak satupun dari mereka yang berani bersuara. 

Ester Handayani, aktivis lembaga swadaya masyarakat yang peduli korban kerusuhan Mei, mengatakan sempat menemui dokter ahli ginekologi yang mau memiliki bukti-bukti pemerkosaan dan bersedia mengungkapnya ke publik. Namun, beberapa saat kemudian dokter itu membatalkan rencananya. 

"Ia jadi takut dan mengurungkan niatnya untuk bersaksi," ujar Ester. Dia mengatakan dokter itu tidak menyebutkan dengan jelas alasannya memilih diam. Mungkin, ia tak mau ambil risiko, apalagi pemerintah tengah galak-gakaknya membantah ihwal pemerkosaan massal. 

Ketua Ikatan Dokter Indonesia dan Ahli Hukum Universitas Indonesia kala itu juga turut berbicara mengenai alasan sulitnya kasus ini terungkap.

Baca selengkapnya DI SINI.

Read Entire Article