Liputan6.com, Jakarta Pertemuan klasik antara Liverpool dan Atletico Madrid kembali hadir di Liga Champions 2025/2026. Dua tim papan atas Eropa ini akan saling bentrok pada matchday 1 fase liga di Anfield, Kamis, 18 September 2025, pukul 02.00 WIB. Laga ini menjadi salah satu sajian utama di pekan perdana.
Bagi Liverpool, duel ini menjadi langkah awal untuk membuktikan konsistensi mereka setelah musim lalu terhenti di babak 16 besar. Sementara itu, Atletico datang dengan catatan kurang meyakinkan melawan klub-klub Inggris, tapi tetap membawa reputasi sebagai tim yang sulit ditaklukkan.
Sejarah pertemuan kedua tim juga menambah bumbu tersendiri. Ini adalah kali ketiga dalam enam musim terakhir mereka bertemu di Liga Champions. Liverpool punya kenangan manis atas Atletico di fase grup 2021/22, tetapi The Reds juga pernah disingkirkan wakil Spanyol itu pada musim 2019/20.
Rekam Jejak Pertemuan dan Statistik Panas
Liverpool dan Atletico sudah tidak asing saling bersua di kompetisi elite Eropa. The Reds memenangi dua laga terakhir di fase grup 2021/22, masing-masing 3-2 di Wanda Metropolitano dan 2-0 di Anfield. Namun, Atletico sempat menghentikan langkah Liverpool pada 2019/20 lewat drama perpanjangan waktu (0-1, 2-3 aet).
Liverpool sendiri sedang berada dalam tren positif melawan klub Spanyol. Mereka memenangkan empat laga terakhir di fase grup/fase liga, termasuk saat menumbangkan Real Madrid 2-0 dan Girona 1-0 musim lalu. Sebaliknya, Atletico hanya menang sekali dari delapan pertemuan terakhir melawan klub Premier League (D2 L5), dan belum pernah menang di fase grup/fase liga melawan tim Inggris (D4 L4).
Catatan kandang Liverpool juga impresif. Mereka memenangi 14 laga kandang beruntun di fase grup/fase liga kompetisi Eropa, mencetak minimal dua gol dalam 13 laga terakhir, serta mencatat sembilan clean sheet dari 12 pertandingan.
Liverpool: Misi Bangkit di Anfield
Musim ini menandai musim ke-17 Liverpool di Liga Champions. Dari lima kali mencapai final, mereka mengangkat trofi pada 2005 dan 2019. Musim lalu, pasukan Merseyside tampil perkasa di fase liga dengan tujuh kemenangan dari delapan laga, tapi langkah mereka dihentikan PSG di babak 16 besar lewat adu penalti.
Liverpool juga memiliki tradisi bagus di matchday perdana. Dari 14 musim terakhir, mereka hanya dua kali kalah di laga pembuka (W9 D3). Dengan kekuatan penuh di Anfield, optimisme tentu mengiringi Mohamed Salah dkk.
Secara individu, Salah masih menjadi andalan utama. Penyerang Mesir itu mencetak 18 gol dalam 20 laga fase grup/fase liga terakhirnya. Tambahan lain datang dari Florian Wirtz, yang kini menjadi salah satu senjata baru dengan catatan enam gol dari sembilan penampilan pertamanya—rekor terbaik untuk pemain Jerman.
Atletico: Simeone Siap Merusak Pesta
Atletico hadir untuk ke-16 kalinya di Liga Champions dan ke-13 secara beruntun sejak 2013/14. Dua kali menjadi finalis (2014 dan 2016), ambisi Los Colchoneros tetap tinggi meski musim lalu terhenti oleh Real Madrid di babak 16 besar lewat drama penalti. Mereka sebelumnya menutup fase liga dengan enam kemenangan dan dua kekalahan.
Diego Simeone punya reputasi sebagai pelatih yang bisa merusak ritme lawan. Atletico juga memiliki tradisi baik di laga pembuka, hanya dua kali kalah dari 15 matchday perdana sebelumnya (W8 D5). Meskipun rekor melawan tim Inggris kurang memuaskan, mereka tetap berbahaya dengan karakter permainan disiplin dan efisiensi se...