TEMPO.CO, Jakarta - TNI membantah klaim Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM yang menyebut telah mengeksekusi 11 anggota mereka yang menyamar sebagai pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.
Kepala Pusat Penerangan TNI Brigadir Jenderal Kristomei Sianturi mengatakan tidak ada prajurit mereka yang terbunuh dalam peristiwa tersebut. "Jadi memang betul ada informasi atau klaim dari OPM yang membunuh 11 anggota TNI, itu adalah hoaks dan propaganda. Sementara itu dalam data kami tidak ada prajurit TNI yang hilang atau gugur,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Kamis, 10 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pernyataan Kristomei merespons Juru bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom yang menyebut Kodap XVI Yahukimo telah membunuh 11 anggota TNI yang dituding mereka telah menyamar sebagai pendulang emang. Sambom dalam rilis yang dikeluarkan 8 April lalu mengatakan, peristiwa itu terjadi dalam operasi militer yang mereka gelar sejak 6 April 2025 lalu.
Menurut Kapuspen TNI, mereka tetap melakukan pendekatan humanis di wilayah Papua, termasuk pembinaan teritorial dan pengamanan warga sipil. Ia juga menuding aksi-aksi kekerasan seperti pembakaran sekolah dan fasilitas umum yang dilakukan TPNPB-OPM sebagai kejahatan kemanusiaan. "Mereka menyerang fasilitas publik dan membunuh warga sipil. Itu kejahatan kemanusiaan," katanya.
Saat ditanya soal posisi kelompok bersenjata tersebut, Kristomei enggan membeberkan secara rinci. Namun ia memastikan TNI telah mengidentifikasi titik-titik keberadaan mereka. "Secara strategis dan taktis, kita sudah mengetahui posisi mereka," ucapnya.
TNI, kata dia, mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan agar tetap tenang dan segera melapor jika menemukan aktivitas mencurigakan. "Segera laporkan kepada aparat keamanan terdekat agar kami bisa ambil langkah cepat demi keselamatan bersama," ujar Kristomei.
Pernyataan terbaru OPM, sudah ada 17 pendulang emas illegal di wilayah Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan terbunuh dalam kurun waktu empat hari terakhir. Mereka dibunuh oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM). "Ya benar (17 pendulang emas dieksekusi). Dan yang lolos melarikan diri 50 orang, tiga luka," kata Sebby Sambom ketika dihubungi lewat aplikasi perpesanan pada Kamis, 10 April 2025.
Sebby memperkirakan, ada sekitar 100 orang penambang emas yang berada di wilayah Yahukimo. Kebanyakan dari mereka bukan merupakan Orang Asli Papua (OAP), sehingga mereka dianggap merupakan intel dari pemerintah. "Ya, kami bilang ya (intel)," ujar Sebby dalam rekaman suara yang ia kirimkan kepada Tempo.
Vedro Imanuel Girsang berkontribusi dalam penulisan artikel ini