Liputan6.com, Jakarta Liga Champions 2025/2026 langsung menyajikan partai klasik di matchday 1 fase liga. Ajax Amsterdam akan menjamu Inter Milan di Johan Cruyff Arena, Kamis, 18 September 2025, pukul 02.00 WIB. Ini merupakan pertemuan dua mantan juara Eropa dengan sejarah panjang di kompetisi ini.
Ajax kembali ke Liga Champions setelah absen dua musim. Mereka berambisi bangkit meski catatan melawan tim Italia belakangan ini tidak bersahabat. Di sisi lain, Inter datang dengan status finalis musim lalu, meski harus menanggung malu setelah kalah telak dari PSG di partai puncak.
Duel ini juga sarat sejarah. Selain pertemuan terakhir di 2005/06, laga ini mengingatkan pada final Piala Eropa 1972, ketika dua gol Johan Cruyff membawa Ajax mengangkat trofi. Kini, generasi baru kedua klub kembali dipertemukan dalam atmosfer yang berbeda, tapi tetap dengan tensi tinggi.
Rekam Jejak Panjang Ajax vs Inter
Ajax dan Inter terakhir bertemu pada babak 16 besar Liga Champions 2005/06. Saat itu, Inter lolos dengan agregat 3-2 setelah imbang 2-2 di Amsterdam dan menang 1-0 di San Siro. Sebelumnya, di fase grup 2002/03, Inter juga mendominasi dengan dua kemenangan—1-0 di kandang dan 2-1 tandang—berkat hat-trick Hernan Crespo.
Lebih jauh ke belakang, laga ini mengingatkan publik pada final Piala Eropa 1972. Kala itu, Johan Cruyff mencetak dua gol untuk Ajax yang menaklukkan Inter 2-0 di Rotterdam. Itu menjadi salah satu titik penting dalam sejarah emas Ajax di pentas Eropa.
Namun, tren belakangan tidak berpihak pada Ajax. Klub asal Belanda itu tanpa kemenangan dalam tujuh laga terakhir kontra tim Italia (D2 L5), sejak menyingkirkan Juventus di perempat final 2018/19. Mereka juga tidak pernah menang dalam 13 laga kandang melawan wakil Serie A sejak menekuk AS Roma 2-1 pada 2002/03.
Ajax: Kembali ke Panggung Besar
Musim ini adalah ke-19 kalinya Ajax tampil di Liga Champions, sebuah rekor untuk klub Belanda yang mereka bagi bersama PSV Eindhoven. Mereka terakhir kali tampil pada 2022/23, dan musim lalu hanya mentok di Liga Europa setelah disingkirkan Eintracht Frankfurt di babak 16 besar.
Meski catatan melawan Italia kurang meyakinkan, Ajax punya kebiasaan bagus di laga pembuka. Mereka memenangkan empat dari lima matchday 1 terakhirnya di Liga Champions. Faktor itu bisa menjadi modal penting untuk menghadapi Inter.
Di bawah asuhan John Heitinga, Ajax mencoba menata kembali identitasnya. Ada sisi emosional tersendiri karena Heitinga pernah menjadi rekan setim Cristian Chivu di Ajax pada awal 2000-an. Kini, keduanya bertemu lagi di pinggir lapangan, tapi sebagai pelatih.
Inter: Ambisi Balas Luka Final
Inter kembali ke Liga Champions untuk ke-19 kalinya, dan ini menjadi partisipasi kedelapan secara beruntun. Musim lalu, mereka mencapai final kedua dalam tiga musim terakhir, tetapi kalah 0-5 dari PSG di Munich—kekalahan terbesar dalam sejarah final Piala Eropa.
Meski demikian, performa Inter di fase liga sangat solid. Mereka hanya kalah sekali dari 14 laga terakhir (W9 D4), bahkan mencatat enam kemenangan dari tujuh laga terakhir. Pertahanan mereka juga luar biasa: delapan clean sheet dalam sembilan pertandingan, hanya kebobolan satu gol sepanjang fase liga musim lalu.
Satu catatan unik datang dari kursi pelatih. Cristian Chivu, yang kini menukangi Inter, punya kenangan manis sekaligus emosional. Ia pernah menjadi kapten Ajax saat kalah 0-1 dari Inter di fase grup 2002. Kini, Chivu kembali ke Amsterdam dengan status berbeda, membawa ambisi besar untuk memulai musim dengan hasil positif.
Sumber: UEFA.com