Ahli Gizi Beberkan Penyebab Potensial Keracunan Makanan di Program MBG

3 days ago 18
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus dugaan keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mencuat di sejumlah daerah mendapat sorotan dari ahli gizi Tan Shot Yen. Ia menilai, peristiwa semacam ini sangat mungkin terjadi apabila prinsip dasar pengolahan makanan massal tidak dipenuhi secara ketat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Yang harus dipahami adalah konsep hazard analysis and critical control point (HACCP), yaitu analisis bahaya di titik-titik kritis sejak bahan pangan dibeli sampai makanan dikonsumsi," kata Tan saat dihubungi Tempo pada Jumat, 25 April 2025.

Menurut Tan, ada enam titik krusial dalam rantai penyediaan makanan yang harus diawasi ketat agar tak menimbulkan risiko keracunan. Pertama, pemilihan bahan pangan. Ia menegaskan, bahan makanan harus segar, tidak busuk atau berjamur, dan memenuhi standar kualitas tertentu.

Kedua, penyimpanan bahan makanan. "Misalnya, daging harus dibekukan sebelum dimasak. Begitu pula telur dan sayuran harus disimpan sesuai ketentuannya," ujar dia.

Titik ketiga adalah proses memasak. Tan mengingatkan agar semua bahan tambahan, seperti kecap, saus, maupun bumbu dapur, dipastikan tidak kedaluwarsa atau terkontaminasi. "Penggunaan zat tambahan yang tidak dibutuhkan tubuh, seperti penyedap rasa berlebihan, juga sebaiknya dihindari."

Keempat, metode pengemasan makanan. Tan menyoroti larangan penggunaan styrofoam atau plastik, meski berlabel BPA-free, jika makanan masih dalam kondisi panas. "Itu bisa menimbulkan reaksi kimia yang berbahaya."

Kelima, proses distribusi. Menurut Tan, makanan yang disalurkan dalam jumlah besar harus dijaga pada suhu di atas 60 derajat Celsius untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Ia menyebut rentang suhu 5–60 derajat Celsius sebagai zona bahaya bagi kontaminasi mikroba.

"Alat pemanas makanan bukan untuk membuat makanan tetap hangat, tapi untuk memastikan suhu makanan tidak memasuki zona kritis pertumbuhan bakteri," ujar dia.

Terakhir, proses penyajian di sekolah juga harus diawasi. Sendok dan alat makan wajib bersih, dan anak-anak harus dibiasakan mencuci tangan sebelum makan.

Tan menilai, pelatihan dan simulasi teknis seharusnya dilakukan sebelum program diluncurkan. "Kalau memang belum siap, ya harus berani bilang belum siap. Jangan hanya karena ambisi pimpinan, masyarakat jadi korban," ujarnya.

Ia juga menilai pemerintah seharusnya menguji pelaksanaan MBG secara menyeluruh, bukan hanya secara seremonial. "Uji coba tata kelola itu jauh lebih penting dari sekadar peluncuran simbolik."

Sebagai langkah pencegahan ke depan, Tan menyarankan agar dapur umum dibangun di sekolah, memanfaatkan kantin yang sudah ada. "Pemilik kantin sudah terbiasa masak untuk anak-anak. Mereka tahu selera anak dan bisa dimodifikasi jadi lebih sehat, seperti bakso dari ikan tenggiri."

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan puskesmas, khususnya unit kesehatan lingkungan (kesling), untuk memantau kualitas dan kebersihan dapur secara berkala. "Ini bukan sekadar soal distribusi makanan, tapi sistem pengawasan dan tata kelola yang harus dibenahi dari hulu ke hilir."

Kasus dugaan keracunan makanan dalam MBG mencuat di berbagai daerah. Setidaknya empat wilayah telah melaporkan insiden serupa sejak program ini berjalan awal tahun 2025. 

Kasus terbaru terjadi di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, tepatnya di SDN 33 Kasipute pada Rabu, 23 April 2025. Belasan murid muntah setelah mencium aroma amis dari paket MBG yang berisi nasi, chicken karaage, tahu goreng, dan sayur sop.  

Peristiwa serupa juga terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, melibatkan 78 siswa dari MAN 1 dan SMP PGRI 1. Peristiwa itu menjadi bagian dari kejadian luar biasa (KLB) yang ditetapkan pemerintah daerah, setelah total 176 warga mengalami gejala serupa akibat konsumsi makanan, termasuk dari acara hajatan warga. 

Di Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, 29 siswa SD Katolik Andaluri dilarikan ke fasilitas kesehatan usai menyantap makanan MBG pada 18 Februari 2025. Para siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan seperti mual dan muntah. 

Insiden serupa juga terjadi di SDN Dukuh 03 Sukoharjo, Jawa Tengah, pada 16 Januari 2025. Sekitar sepuluh murid dari total 200 siswa yang menerima makanan MBG mengalami sakit perut dan mual usai makan.

Read Entire Article