Liputan6.com, Jakarta Pertandingan antara PSG dan Inter Miami di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub akan menghadirkan lebih dari sekadar perebutan tiket ke babak berikutnya. Laga ini menjadi reuni langka para legenda sepak bola Eropa, dibalut nostalgia, kenangan pahit, dan kesempatan menuntaskan dendam.
Dua era akan bertabrakan: PSG datang dengan energi muda setelah menjuarai Liga Champions untuk pertama kalinya, sementara Inter Miami mengandalkan pemain-pemain veteran eks Barcelona yang kini membela klub MLS itu. Di sisi lapangan, pelatih PSG Luis Enrique akan berhadapan dengan empat mantan anak asuhnya.
Lionel Messi, Luis Suarez, Jordi Alba, dan Sergio Busquets kini bersatu di bawah arahan Javier Mascherano, sesama jebolan Barcelona yang kini menjajal karier kepelatihan klub untuk pertama kalinya.
Reuni Besar Eks Barcelona di Atlanta
Bagi Luis Enrique, laga ini mempertemukannya kembali dengan sejumlah pemain yang pernah ia antar meraih treble di Camp Nou. "Luis Enrique itu fenomenal," ujar Alba. "Saya akan peluk dia sebelum laga, tapi setelah peluit dibunyikan, kami akan coba mengalahkannya."
Suarez, yang kini berusia 38 tahun, juga mengenang pengaruh sang pelatih. "Saya memang sudah kompetitif, tapi dia membuat saya lebih kompetitif lagi," katanya.
Namun, pertemuan ini bukan sekadar nostalgia. Keempat pemain Inter Miami itu adalah bagian dari skuad Barcelona yang mencetak sejarah saat menyingkirkan PSG lewat comeback 6-1 pada 2017 setelah kalah 0-4 di leg pertama. Bagi PSG, itu menjadi salah satu malam tergelap mereka.
Kini, mantan bintang Barca itu mengandalkan memori dan naluri, sedangkan PSG mengusung darah baru seperti Bradley Barcola, Desire Doue, dan Vitinha yang membawa tim menjuarai Liga Champions musim ini.
Luis Enrique vs Mascherano, Messi vs Kenangan Lama
PSG datang ke Atlanta dengan status unggulan, namun kekalahan 0-1 dari Botafogo di fase grup memunculkan tanda tanya soal kebugaran mereka usai menjalani musim Eropa yang melelahkan. Walau begitu, pengalaman dan kedalaman skuad membuat mereka tetap diperhitungkan.
Mascherano, yang kini mengarsiteki Inter Miami, menyambut laga ini dengan penuh respek. "Suatu kehormatan menghadapi pelatih hebat, salah satu yang terbaik dalam karier saya," ujarnya.
Ia membawa pendekatan emosional dan tajam secara taktik. Meski skuadnya terbatas secara fisik karena faktor usia, kehadiran Messi yang tengah tampil prima tetap menjadi ancaman nyata.
Luka Pribadi Messi dan Harapan Inter Miami
Setelah menjuarai Piala Dunia 2022, Messi sempat menerima serangan dari sebagian fans PSG. Penolakan dan tekanan itu masih membekas. Mascherano meyakini, perasaan itu akan memicu Messi untuk tampil ekstra.
“Kalau sesuatu membekas di pikirannya, Messi akan memberikan lebih di lapangan,” ujar Mascherano.
Pertandingan ini bukan hanya soal tiket ke perempat final. Ini adalah pertarungan emosional bagi Messi dan rekan-rekan lamanya, sebuah kesempatan untuk membalas masa lalu, dan mungkin, memberi bab penutup yang lebih baik atas cerita mereka dengan Paris.