Liputan6.com, Jakarta Kemenangan 4-3 Al Hilal atas Manchester City di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025 menjadi kejutan besar. Dalam laga yang dramatis itu, satu nama sukses mencuri perhatian, yakni Marcos Leonardo.
Penyerang muda asal Brasil itu mencetak dua gol, termasuk satu di extra time yang menjegal sang raksasa Inggris dan memastikan kelolosan timnya ke perempat final. Di usianya yang baru 22 tahun, Marcos Leonardo telah menancapkan namanya di panggung dunia.
Total, Marcos Leonardo telah mencetak tiga gol dalam empat laga Piala Dunia Antarklub edisi kali ini. Satu gol lainnya ia cetak saat menghadapi Pachuca di fase sebelumnya.
Talenta dari Bahia
Marcos Leonardo lahir pada 2 Mei 2003 di Itapetinga, Bahia, dan pindah ke Sao Paulo saat masih kecil. Bakatnya langsung tertangkap radar pencari bakat Santos dan ia resmi bergabung pada 2014.
Tahun 2019, Marcos menandatangani kontrak profesional pertamanya. Debutnya di level senior datang pada Agustus 2020 di kompetisi Serie A Brasil bersama Santos.
Ia juga mencatatkan debut di Copa Libertadores pada tahun yang sama. Dalam waktu singkat, ia menjadi pencetak gol termuda keenam di turnamen tersebut, membuktikan potensinya sejak dini.
Melejit di Eropa, Singgah di Saudi
Perjalanan kariernya membawanya ke Benfica pada Januari 2024 dengan mahar transfer €18 juta, atau sekitar Rp315 miliar. Di sana, ia tampil gemilang sebagai supersub di laga-laga awal.
Ia mencetak gol dalam tiga pertandingan pertamanya di Primeira Liga. Debutnya di Liga Europa juga menjanjikan—masuk dari bangku cadangan, membuat perbedaan, dan memberi kemenangan untuk Benfica.
Namun, hanya delapan bulan kemudian, Al Hilal datang dengan tawaran besar. Marcos Leonardo pindah ke Arab Saudi pada September 2024 dengan nilai €40 juta, atau sekitar Rp700 miliar.
Predator Gol di Timur Tengah
Bersama Al Hilal, Marcos Leonardo menjelma menjadi predator tajam. Ia sudah mengoleksi 28 gol dan empat assist dari 42 pertandingan di semua kompetisi.
Di ajang Piala Dunia Antarklub, ia mencatatkan tiga gol dan satu assist. Performanya melawan Manchester City menjadi bukti bahwa ia bisa bersinar di panggung besar.
Dipoles oleh pelatih top seperti Simone Inzaghi, insting gol Marcos makin terasah. Ia kini menjadi pusat permainan ofensif Al Hilal.
Menanti Panggilan Samba
Meski belum pernah membela timnas senior Brasil, Marcos Leonardo bukan sosok asing di level internasional. Ia telah memperkuat timnas Brasil dari level U-16 hingga U-23.
Brasil seolah tak pernah kekurangan stok talenta muda. Marcos Leonardo adalah salah satu contohnya.
Bagi Marcos Leonardo, sekarang tinggal menunggu saatnya menyandang seragam kuning legendaris itu. Waktu mungkin menjadi satu-satunya yang memisahkannya dengan mimpi terbesar seorang pesepak bola Brasil.