TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan idealnya Indonesia membutuhkan tambahan 70 ribu dokter spesialis dalam 10 tahun ke depan. Namun, dengan kapasitas produksi saat ini yang hanya 2.700 dokter spesialis per tahun, kekurangan tersebut diperkirakan baru bisa tertutupi dalam 26 tahun.
Dia mengatakan kebutuhan itu belum terpenuhi ketika Indonesia genap 100 tahun merdeka pada 2045.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau kita bekerja dengan speed yang sekarang, sampai kita merdeka 100 pun, kita akan kekurangan dokter spesialis,” kata Budi Gunadi saat menyampaikan paparan dalam acara Program Akselerasi Peningkatan Akses dan Mutu Pendidikan Tenaga Medis di gedung Kemendiktisaintek, Jakarta Selatan, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia menyebut kekurangan ini sebagai masalah serius karena berdampak langsung pada lebih dari 1 juta kematian setiap tahun di Indonesia.
“Bagaimana kita mempertanggungjawabkannya di akhirat nanti?” ucapnya.
Dia menegaskan ada beban moral atas nyawa yang hilang akibat keterbatasan layanan kesehatan spesialis.
Budi menjelaskan, krisis ini tidak hanya menyangkut jumlah dokter spesialis saja, tapi juga menyangkut distribusi yang tidak merata dan biaya pendidikan yang tinggi. Ia mencontohkan, distribusi dokter jantung masih timpang di banyak daerah. “Banyak provinsi yang masih merah atau kuning terkait pemenuhan dokter spesialis jantungnya,” ujar dia.
Menurut Budi, sulitnya distribusi ini bukan semata karena faktor geografis atau insentif, tapi lebih mendasar, yakni jumlah dokter spesialis memang belum mencukupi secara nasional.
Masalah ketiga yang disorot oleh Budi adalah biaya. Menurut perhitungan Kemenkes, biaya pendidikan dokter spesialis bisa mencapai sekitar Rp 1 miliar per orang, terutama jika ditanggung lewat skema beasiswa LPDP.
Jika pemerintah hendak mengejar target 70 ribu dokter spesialis tambahan, maka diperlukan anggaran sekitar Rp 70 triliun. “Itu uang yang besar untuk kita produce dokter yang bisa fulfill targetnya kita,” ujar Budi.
Untuk mengatasi krisis ini, Budi mengatakan Kementerian Kesehatan telah menyampaikan berbagai usulan percepatan kepada Presiden Prabowo Subianto. “Kita harus lebih cepat lagi supaya 100 tahun Indonesia merdeka jangan masih kekurangan,” kata dia.