INFO NASIONAL - Monash University Indonesia telah menyelenggarakan wisuda ketiganya di Hotel Fairmont Jakarta pada hari Sabtu, 19 Juli 2025. Monash menganugerahkan gelar kepada 91 mahasiswa pascasarjana dari enam program studi.
Wisuda ini terasa istimewa karena untuk pertama kalinya dihadiri oleh Sharon Pickering, Vice-Chancellor and President of Monash University, yang menggantikan mantan Presiden Monash, Profesor Margaret Gardner AC, pada tahun 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profesor Pickering, bersama dengan perwakilan universitas, pejabat pemerintah, pemimpin industri, dan keluarga lulusan, mengingatkan bahwa acara wisuda ini menandai komitmen Monash untuk mencetak generasi inovatif yang siap berkontribusi secara global.
Dalam sambutannya, Prof. Pickering memuji pencapaian luar biasa para lulusan Monash dan menyoroti peran penting mereka sebagai agen perubahan yang dapat mendorong kemajuan nasional.
"Melihat para lulusan melangkah ke pentas global adalah salah satu kebanggaan terbesar bagi setiap pemimpin universitas. Mereka adalah generasi yang akan mendorong kemajuan, memimpin inovasi, dan berkontribusi pada pertumbuhan Indonesia serta kawasan sekitarnya. Keberhasilan mereka mengingatkan kita bahwa hubungan internasional yang paling penting tidak diukur dari perdagangan atau perjanjian, tetapi dari kualitas sumber daya manusianya," ujar Profesor Pickering.
Sementara itu, Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President (Indonesia) menambahkan bahwa, sebagai universitas dengan peringkat global, Monash University, Indonesia berkomitmen untuk terus menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu menghadapi tantangan dunia modern, khususnya di era digital yang terus berkembang pesat.
"Kami percaya bahwa para lulusan kami memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh, kami yakin mereka akan memberikan kontribusi berarti bagi kemajuan Indonesia di tengah tantangan global," ujar Profesor Nicholson.
Dalam acara wisuda tersebut, Monash University, Indonesia menganugerahkan gelar Doktor Kehormatan (Honorary Doctorate) kepada Dewi Savitri Wahab. Sebagai alumni terkemuka Monash, Dewi telah memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan Monash University, Indonesia serta memberikan kontribusi signifikan bagi pembangunan Indonesia. Gelar kehormatan tersebut diserahkan langsung oleh Profesor Pickering.
Setelah acara wisuda berakhir Sharon Pickering, Vice-Chancellor and President of Monash University, Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President (Indonesia), dan Tantia Dian Permata Indah, Chief Operations Officer, Monash University, Indonesia, berkesempatan untuk berbincang dengan para jurnalis. Dalam acara ini, Monash University menegaskan kembali komitmennya untuk memajukan pendidikan di Indonesia melalui pengembangan kapasitas guru, kolaborasi lintas sektor, dan inovasi dalam teknologi pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI).
Satu-satunya Universitas Internasional dengan Lisensi Operasional Penuh
Monash University adalah satu-satunya universitas internasional yang memiliki lisensi operasional penuh di Indonesia. Keberadaan salah satu universitasnya di Jakarta dilihat sebagai langkah nyata untuk memajukan tujuan nasional, mulai dari transformasi digital hingga kesehatan masyarakat dan pemerataan pendidikan.
Sharon Pickering, Vice-Chancellor and President of Monash University, mengatakan bahwa keberadaan universitas Monash di Indonesia merupakan sarana penting untuk membina komunikasi lintas sektor pendidikan.
“Hal ini memberi kami kesempatan untuk membangun hubungan dengan kementerian, universitas, sekolah, dan semua otoritas pendidikan terkait,” ujar Profesor Pickering.
Ia menyatakan bahwa berkat hubungan ini, Monash dapat memahami arah kebijakan pendidikan Indonesia sejak awal, termasuk perubahan kurikulum dan sistem pengajaran.
Mempersiapkan Guru Berkualitas Tinggi
Rektor dan jajaran akademisi Monash University bersama para lulusan dalam Wisuda ke-3 Monash University, Indonesia di Hotel Fairmont, Jakarta, Sabtu, 19 Juli 2025. Dok. Monash
Pickering juga menekankan pentingnya persiapan guru sebagai fondasi pengajaran berkualitas tinggi. Ia mencatat bahwa Indonesia memiliki 3,2 juta guru yang membutuhkan bantuan pelatihan berkelanjutan di berbagai bidang seperti kecerdasan buatan, manajemen kelas, dan kepemimpinan pendidikan.
"Kami ingin memastikan bahwa pengembangan profesional kami, pengalaman kami di bidang-bidang seperti kecerdasan buatan (AI), manajemen kelas, konseling, dan bidang lainnya, termasuk pengembangan kepemimpinan, dapat diberikan kepada semua guru ini dalam semua konteks tempat mereka bekerja," ujarnya.
Pickering melanjutkan bahwa Monash juga baru saja mengumumkan investasi sebesar A$60 juta untuk membangun salah satu superkomputer AI tercepat di Australia, sebuah inisiatif yang akan mendorong transformasi digital.
Ia menjelaskan bahwa untuk penerapan transformasi digital tersebut, pengembangan profesional bagi guru sangat penting, dan Monash percaya bahwa pengetahuan mereka tentang AI dan pendidikan guru, serta pelatihan bagi pendidik saat ini dan masa depan, dapat digabungkan untuk meningkatkan kualitas guru Indonesia.
Studio Mikro dengan Fasilitas Makro
Tantia Dian Permata Indah, Chief Operations Officer, Monash University, Indonesia, mengatakan bahwa kampusnya kini memiliki Micro Studio, sebuah studio pembelajaran dengan fasilitas mutakhir untuk menciptakan materi pendidikan berkualitas tinggi.
"Micro Studio adalah studio khusus yang kami kembangkan di kampus kami, sangat berteknologi tinggi dan bermanfaat untuk mengembangkan materi pengajaran yang lebih mutakhir," jelasnya.
Di Micro Studio, tambahnya, pembelajaran dan pengajaran akan dilakukan bagi para guru tentang cara mengajar yang lebih inovatif.
Menjembatani Pendidikan dengan Kebutuhan Tenaga Kerja
Ketika ditanya tentang kesiapan para lulusan Monash University untuk memasuki dunia kerja Indonesia, Prof. Matthew Nicholson, Pro Vice-Chancellor & President (Indonesia), menjelaskan bahwa dewan penasihat industri terlibat aktif dalam proses pengembangan kurikulum di Monash, yang akan memungkinkan semua mahasiswa untuk segera siap memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan mereka di Monash.
"Di Monash Indonesia, semua staf pengajar kami 100 persen bergelar PhD, dan mereka semua menjalankan apa yang kami anggap sebagai pengajaran berbasis riset," kata Profesor Nicholson.
Nicholson juga menambahkan bahwa Monash memastikan bahwa semua mahasiswa didorong untuk menyelesaikan studi mereka dengan pengalaman praktis dalam menangani kasus-kasus dunia nyata di industri.
Oleh karena itu, Matthew menjamin bahwa lulusan Monash University siap memasuki dunia kerja dan dapat berkinerja di tingkat yang sangat tinggi segera setelah lulus.
"Dan hanya melalui keterlibatan yang disengaja dan penuh pertimbangan dengan industri, hal ini dapat dicapai," tambahnya.
Menjawab Tuntutan Era Digital Melalui Pendidikan Berbasis Inovasi
Monash University, Indonesia berkomitmen mencetak lulusan unggul dan berwawasan global sebagai respons terhadap kebutuhan dunia kerja yang terus berkembang seiring pesatnya kemajuan teknologi digital.
Menurut laporan PwC’s 2025 Global AI Jobs Barometer, permintaan akan keterampilan di bidang seperti data science, cybersecurity, dan business innovation tumbuh 66% lebih cepat dibandingkan sektor lainnya. Menanggapi tren ini, Monash University, Indonesia secara konsisten membekali para lulusannya dengan pendidikan berbasis inovasi dan pemikiran kritis, mempersiapkan mereka untuk menjadi agen perubahan yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Komitmen ini tercermin dari pengalaman nyata para lulusan Monash University, Indonesia. Salah satunya adalah Diella Zuhdiyani, lulusan program Master of Business Innovation, yang berbagi kesan tentang perjalanan akademiknya.
"Selama 1,5 tahun menjalani studi di Monash University, Indonesia, saya mengalami pertumbuhan yang signifikan, baik secara pribadi maupun profesional. Dari sisi pribadi, studi ini telah membentuk cara pandang dan pola pikir saya menjadi lebih terbuka, tangguh, dan penuh rasa ingin tahu. Secara profesional, program studi ini memperkuat kemampuan saya dalam memahami dunia bisnis dan memperluas jaringan profesional saya secara signifikan.” ungkap Delia.(*)