Diet Tanpa Nasi Turun Berapa Kg? Ini Penjelasannya!

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang penasaran, diet tanpa nasi turun berapa kg berat badan yang bisa dicapai? Pertanyaan ini kerap muncul seiring meningkatnya popularitas diet rendah karbohidrat.

Menghilangkan nasi dari menu harian memang bisa menjadi strategi dalam diet untuk menurunkan berat badan. Namun, penting untuk dipahami bahwa hasil dari diet tanpa nasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. 

Tidak ada jawaban pasti soal berapa kilogram berat badan yang akan turun saat menjalani diet tanpa nasi. Beberapa sumber memang memberikan estimasi, namun angka tersebut sebaiknya tidak dijadikan patokan utama.

Fokus utama tetap harus pada penurunan berat badan yang sehat dan berkelanjutan, bukan sekadar mengejar angka di timbangan. 

Artikel ini akan membahas berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan diet tanpa nasi serta mengapa konsultasi dengan ahli gizi penting sebelum memulai jenis diet apa pun. 

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan hasil dari diet tanpa nasi:

1. Defisit Kalori

Kunci utama dari semua jenis diet, termasuk diet tanpa nasi, adalah menciptakan defisit kalori --- membakar lebih banyak kalori daripada yang dikonsumsi.

Nasi merupakan sumber karbohidrat tinggi kalori, sehingga menghindarinya bisa membantu mencapai defisit tersebut.

2. Aktivitas Fisik 

Semakin aktif seseorang, semakin banyak kalori yang dibakar. Kombinasi antara diet tanpa nasi dan aktivitas fisik yang teratur berpotensi meningkatkan hasil penurunan berat badan.

3. Pola Makan Secara Keseluruhan

Sekadar menjalani diet tanpa nasi tidak cukup jika pola makan lainnya tidak seimbang. Asupan protein, lemak sehat, sayuran, dan buah tetap harus diperhatikan agar diet berjalan sehat.

Berikut beberapa estimasi yang sering muncul terkait penurunan berat badan dalam diet tanpa nasi:

• 1–3 kg dalam Seminggu : Ini merupakan angka realistis untuk banyak orang yang memulai diet tanpa nasi, terutama jika disertai perubahan gaya hidup sehat lainnya.
• 3–5 kg dalam Seminggu : Penurunan ini mungkin terjadi, tapi tidak umum. Penurunan drastis bisa berdampak negatif bagi kesehatan.
• 7 kg dalam 10 Hari Perlu diwaspadai. Penurunan berat badan secepat ini kemungkinan besar berasal dari kehilangan cairan, bukan lemak, sehingga hasilnya tidak bertahan lama.

Perlu dicatat, setiap orang memiliki metabolisme berbeda. Apa yang berhasil pada satu individu belum tentu bisa diterapkan secara sama pada orang lain.

Beberapa orang mengaku berhasil menurunkan berat badan hingga 20 kg, 25 kg, bahkan 35 kg dengan diet tanpa nasi dan menghindari makanan berbasis tepung.

Namun, ini adalah contoh kasus khusus. Hasil tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik, metabolisme tubuh, serta tingkat aktivitas harian mereka. Fokus utama tetap pada diet sehat yang bisa dijalankan dalam jangka panjang.

Jangan terjebak dalam perbandingan dengan orang lain atau tergoda hasil instan yang tidak berkelanjutan.

Sebelum memutuskan untuk menjalani diet tanpa nasi, penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan ahli gizi atau dokter.

Mereka dapat membantu merancang rencana diet yang aman dan sesuai dengan kondisi tubuh Anda. Manfaat konsultasi ahli gizi: 

• Menentukan kebutuhan kalori harian secara tepat
• Memilih jenis makanan yang sesuai kebutuhan tubuh
• Menyusun pola makan seimbang dalam diet tanpa nasi
• Memberikan solusi bila ada kendala selama menjalani diet

Dengan dukungan ahli gizi, Anda bisa menjalani diet tanpa nasi dengan cara yang sehat dan efektif, serta menghindari risiko yang mungkin terjadi akibat penurunan berat badan yang tidak terkontrol.