Liputan6.com, Jakarta Benfica dan Chelsea akan saling berhadapan di babak 16 besar Piala Dunia Antarklub 2025. Derby Eropa ini digelar di Bank of America Stadium, Charlotte, dengan jadwal kick-off pada Minggu, 29 Juni 2025, pukul 03.00 WIB. Pertandingan ini menjadi ajang pertaruhan reputasi antar dua klub besar lintas liga.
Pemenang dari laga ini akan menghadapi wakil Brasil di perempat final, yakni Palmeiras atau Botafogo. Jalur ini tidak mudah, tapi tetap menjanjikan bagi tim mana pun yang mampu bertahan. Dengan format baru turnamen, setiap laga adalah final kecil yang menuntut konsistensi dan ketahanan fisik.
Baik Benfica maupun Chelsea mengusung cerita berbeda. Benfica tampil mengejutkan di fase grup, sementara Chelsea baru menemukan bentuk terbaiknya setelah sempat terseok. Kini, keduanya dipaksa tancap gas sejak awal, karena satu kesalahan bisa langsung mengakhiri mimpi mereka di ajang ini.
Benfica: Kejutan dari Grup C
Benfica sukses mencuri perhatian setelah finis di puncak Grup C, mengungguli Bayern Munchen. Dari tiga pertandingan, mereka mengumpulkan tujuh poin, termasuk hasil imbang dramatis 2-2 lawan Boca Juniors dan kemenangan atas Auckland City dan Bayern. Kemenangan 1-0 atas Bayern didapat berkat gol cepat Andreas Schjelderup dan aksi gemilang Anatoliy Trubin di bawah suhu 37 derajat Celsius.
Performa ini membuat pelatih Bruno Lage merasa timnya selama ini diremehkan. Benfica layak mendapat lebih banyak kepercayaan. Kemenangan atas Bayern adalah bukti kerja keras mereka. Benfica memang tampil sebagai tim yang solid dan efisien, jauh dari bayang-bayang kejayaan masa lalu.
Namun, tantangan berikutnya tak kalah sulit. Chelsea, yang pernah tiga kali mengalahkan mereka, kembali berdiri di jalur Benfica. Terakhir, Benfica takluk di final Liga Europa 2013 lewat late goal yang masih membekas di benak para suporter.
Chelsea: Belajar dari Kekalahan, Bangkit di Philadelphia
Chelsea sempat menelan kekalahan 1-3 dari Flamengo, tapi bangkit dengan perubahan besar saat menang 3-0 atas Esperance de Tunis. Pelatih Enzo Maresca melakukan delapan perubahan dalam laga tersebut dan hasilnya positif. Liam Delap, Tosin Adarabioyo, dan Tyrique George mencetak gol untuk mengunci tiket ke fase gugur.
Maresca mengakui bahwa Benfica bukan lawan sembarangan. "Mereka punya pelatih hebat dan pemain berkualitas,” katanya. Meskipun begitu, Chelsea tetap percaya diri menatap laga ini, apalagi mereka telah mencatat 11 kemenangan dari 15 laga kompetitif lawan tim Portugal.
Selain itu, dari sisi finansial, kiprah Chelsea di turnamen ini juga cukup menguntungkan. Mereka telah mengantongi sekitar £28 juta (sekitar Rp585 miliar), hampir menutup biaya transfer Liam Delap yang ditebus £30 juta (sekitar Rp627 miliar). Jika terus melaju hingga juara, mereka bisa membawa pulang hampir £100 juta (sekitar Rp2,1 triliun).
Susunan Pemain: Kombinasi Senior dan Energi Muda
Benfica akan tetap tanpa Alexander Bah dan Manu Silva yang masih cedera, sementara Florentino Luis belum pulih dari masalah bahu. Andrea Belotti sudah bebas dari sanksi dan siap bersaing dengan Vangelis Pavlidis yang telah mencetak 30 gol musim ini. Angel Di Maria, yang tetap tajam di usia 37, akan jadi senjata andalan di lini depan.
Duet Di Maria dan Schjelderup memberi dimensi berbeda dalam serangan Benfica, sementara di lini tengah Bruno Lage harus memilih antara pengalaman Orkun Kokcu atau energi baru dari Renato Sanches. Leandro Barreiro kemungkinan besar tetap mengisi satu tempat di lini tengah sebagai jembatan antar lini.
Di kubu Chelsea, Nicolas Jackson masih harus absen karena skorsing, membuat Delap kembali diandalkan sebagai ujung tombak. Cole Palmer dan Pedro Neto berpeluang mengisi lini serang, menggantikan Dewsbury-Hall dan Nkunku. Di lini belakang, Reece James, Levi Colwill, dan Marc Cucurella bisa kembali starter bersama Tosin untuk melindungi Robert Sanchez.