
MEMASUKI pekan pertama bulan April, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) mencatat sejumlah kejadian bencana di berbagai wilayah Indonesia. Hingga Rabu (2/4) pukul 07.00 WIB, bencana hidrometeorologi basah seperti banjir masih menjadi ancaman utama di beberapa daerah.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan bahwa intensitas hujan yang tinggi menjadi pemicu utama terjadinya bencana banjir di beberapa wilayah.
Salah satu peristiwa yang tercatat adalah banjir di Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, pada Senin (31/3). Hujan deras menyebabkan meluapnya Sungai Aih Badak, yang menggenangi Desa Rerebe dan Desa Badak di Kecamatan Dabun Gelang.
“Banjir ini berdampak pada permukiman warga serta merendam 13 hektar lahan persawahan dan satu hektar lahan kebun jagung,” ujar Abdul Muhari.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada Selasa (1/4), menggenangi tiga desa, yakni Desa Kabonga Kecil, Desa Kabonga Besar di Kecamatan Banawa, serta Desa Batusuya di Kecamatan Sindue Tambusabora.
“Sebanyak 19 rumah terdampak akibat hujan deras yang menyebabkan air meluap dari hulu,” tambahnya. Warga setempat bergotong royong membersihkan material lumpur yang terbawa arus.
Kondisi serupa terjadi di Grobogan, Jawa Tengah. Hujan deras menyebabkan banjir di Desa Sambirejo, Kecamatan Wirosari, pada Selasa (1/4). “Dampaknya cukup signifikan, mengakibatkan ruas jalan Raya Purwodadi menuju Blora tergenang air dan 19 rumah warga terdampak,” jelas Abdul Muhari.
Selain itu, kenaikan air pasang laut atau banjir rob juga dilaporkan di Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, pada Selasa (1/4) siang. Ketinggian air mencapai 30 hingga 60 sentimeter dan berdampak pada 100 rumah di Desa Pasimarannu, Kecamatan Sinjai Timur. “Banjir rob ini mulai berangsur surut, namun masyarakat tetap diimbau waspada,” kata Abdul Muhari.
BNPB mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan, terutama menjelang libur Lebaran yang berpotensi meningkatkan mobilitas penduduk. “Kami mengimbau masyarakat agar memahami potensi risiko bencana di lokasi tujuan mudik atau wisata dengan memantau aplikasi InaRisk. Hindari wisata air jika cuaca sudah terlihat mendung dan kenali kondisi alam sekitar,” tegas Abdul Muhari.
Selain itu, BNPB juga mengajak masyarakat untuk selalu memperbarui informasi terkait cuaca dan risiko bencana melalui kanal resmi seperti InaRisk dan InfoBMKG. “Pastikan mengecek kondisi prakiraan cuaca dan potensi risiko daerah sebelum bepergian agar dapat menghindari lokasi rawan bencana,” pungkasnya. (H-3)