REPUBLIKA.CO.ID KAIRO— Pada saat Jalur Gaza menderita kelaparan, seruan dari para ulama, imam, dan lembaga-lembaga ilmiah untuk campur tangan Al-Azhar meningkat.
Lembaga yang dipimpin Syekh Ahmed al-Tayeb tersebut diminta untuk membuka perlintasan perbatasan Rafah dan memastikan bahwa bantuan kemanusiaan sampai kepada masyarakat Gaza melalui perlintasan perbatasan.
Banyak aktivis dan blogger mengungkapkan harapan mereka bahwa Al-Azhar, lembaga keagamaan terbesar di dunia, akan berkontribusi dalam menggerakkan air yang tergenang dan memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak sehubungan dengan pemboman dan pengepungan Israel.
Di tengah-tengah seruan tersebut, sebuah klip video yang dikaitkan dengan Syekh Al-Azhar yang menyerukan pawai dari masjid-masjid dan alun-alun menuju perlintasan Rafah menjadi viral.
Beberapa orang bertanya-tanya: Apakah Syekh Al-Azhar telah menanggapi pesan-pesan dari para dai dan lembaga-lembaga ilmiah dan keilmuan untuk memberikan bantuan ke Gaza?
Dalam pidato yang dikaitkan dengannya, Syekh al-Azhar mendesak para imam dan ulama untuk memimpin masyarakat umum setelah shalat Jumat (8 Agustus) mendatang dalam pawai damai di alun-alun kota dan provinsi, diiringi oleh mobil dan truk yang membawa bantuan makanan menuju penyeberangan.
BACA JUGA: Pengibaran Bendera One Piece, Badan Siber Ansor: Silakan tapi Jangan Sampai…
Al-Tayeb menegaskan dalam video yang diduga sebagai video manipulatif tersebut bahwa dia akan berada di barisan terdepan dalam apa yang dia sebut sebagai "konvoi besar" dari Masjid Al-Azhar di Kairo menuju Rafah, dan menyerukan kepada pemerintah dan polisi untuk menghormati gerakan rakyat ini, yang dijamin oleh hukum langit dan konstitusi di bumi, demikian menurut kata-katanya.