Warning: session_start(): open(/home/atriumwin/public_html/src/var/sessions/sess_0ae5c2bedc7af2b38bc7b4df2d4a3287, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/atriumwin/public_html/src/var/sessions) in /home/atriumwin/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Regulasi Bali Larang Air Minum dalam Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter - InfoUpdate

Regulasi Bali Larang Air Minum dalam Kemasan Plastik di Bawah 1 Liter

2 months ago 40
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi Bali menerbitkan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 untuk menghadapi krisis sampah plastik. Dalam surat edaran tersebut, Gubernur I Wayan Koster melarang secara resmi produksi dan distribusi air minum dalam kemasan (AMDK) plastik dengan volume di bawah 1 liter.

Larangan ini tidak hanya ditujukan kepada produsen besar, tetapi juga berlaku bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yang menjual air minum kemasan plastik sekali pakai berukuran kecil. Langkah ini didasari oleh fakta bahwa jenis sampah plastik dari AMDK ukuran kecil, seperti kemasan gelas 220 ml, menjadi penyumbang utama pencemaran lingkungan di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan data dari Brand Audit 2024 oleh Sungai Watch, salah satu produsen AMDK besar tercatat sebagai penyumbang 10.334 item sampah kemasan gelas plastik di Bali, dan total 39.480 item sampah plastik sekali pakai di Bali dan Jawa Timur. Sampah jenis ini sulit didaur ulang, bernilai ekonomis rendah, dan seringkali berakhir mencemari pantai dan laut.

“Tidak mematikan, bukan soal mematikan usaha tapi jaga lingkungan, silakan berproduksi tapi jangan merusak lingkungan, kan bisa botol kaca, bukan plastik seperti di Karangasem ada kan bagus botolnya,” kata Gubernur Bali Wayan Koster pada Minggu, 6 April 2025, dikutip dari Antara.

Ia menyebutkan bahwa pada 2024, timbulan sampah di Bali telah mencapai 1,2 juta ton, dengan sebagian besar berasal dari sampah plastik sekali pakai.

Galon dan Botol Kaca Masih Diperbolehkan 

Meski larangan berlaku untuk kemasan kecil, Gubernur Koster menjelaskan bahwa galon dan kemasan air ramah lingkungan seperti botol kaca tetap diperbolehkan. Ia bahkan mendorong produsen untuk melakukan inovasi dalam pengemasan agar tetap bisa berproduksi tanpa merusak lingkungan.

“Saya akan mengumpulkan semua, ada PDAM, perusahaan-perusahaan swasta di Bali, termasuk Danone, itu akan saya undang semua, tidak boleh lagi memproduksi minuman kemasan yang 1 liter ke bawah, kan ada yang seperti gelas itu tidak boleh lagi, kalau galon boleh,” ujarnya.

Koster juga mencontohkan produsen lokal di Karangasem yang telah menggunakan kemasan botol kaca sebagai alternatif ramah lingkungan. Untuk mendukung implementasi kebijakan ini, pengawasan akan dilakukan secara ketat oleh Satpol PP bersama perangkat daerah dan komunitas lingkungan.

Bagi produsen yang tetap melanggar aturan, Pemprov Bali tidak segan memberikan sanksi administratif, termasuk pencabutan izin usaha dan pengumuman terbuka melalui media sosial sebagai perusahaan yang tidak ramah lingkungan.

Dukungan dari Berbagai Pihak

Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk dari Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu. Ia menyebut larangan ini sejalan dengan semangat pelestarian lingkungan dan nilai-nilai budaya Bali yang menjunjung keseimbangan alam.

“Kebijakan yang baik untuk masa depan Bali dan masyarakatnya, sesuai dengan kultur Bali yang menjaga keseimbangan budaya dan lingkungan,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kebijakan ini justru membuka peluang ekonomi baru, seperti berkembangnya industri tumbler, refill station, dan distributor air isi ulang. Menurut Bane, keberhasilan kebijakan ini juga akan mendorong masyarakat Indonesia untuk lebih sadar lingkungan.

“Cerita tentang hiu dan paus yang memakan sampah plastik semoga kelak hanya tinggal cerita. Selalu ada peluang ekonomi, tapi menyelamatkan bumi yang terpenting,” katanya.

Kebijakan ini menjadi langkah nyata untuk mengurangi polusi plastik dari hulu, mendorong perubahan perilaku masyarakat, dan membentuk sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.

Keberhasilan pelaksanaan Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025 tentu bergantung pada kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat. Jika diterapkan dengan konsisten, langkah ini dapat menjadi model nasional dalam mengurangi ketergantungan terhadap plastik sekali pakai dan menjadikan Bali tetap layak menjadi destinasi wisata dunia yang hijau, bersih, dan lestari.

Bestari Saniya Rakhmi turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Read Entire Article