Liputan6.com, Jakarta Piala Presiden 2025 membuktikan diri lebih dari sekadar turnamen pramusim. Di tengah perubahan format dan peserta, ajang ini justru naik kelas.
Untuk pertama kalinya, tim-tim luar negeri ikut ambil bagian, termasuk klub dari Inggris dan Thailand. Meski jumlah tim berkurang, kualitas pertandingan justru meningkat.
Format yang padat namun terukur menghadirkan laga-laga kompetitif, dan itu dibuktikan dengan tingginya animo penonton, baik di stadion maupun di platform digital.
Namun, yang membuat Piala Presiden 2025 benar-benar spesial bukan hanya soal bola. Harga tiket yang ‘merakyat’ tak mengorbankan mutu pertunjukan.
Perwujudan Asta Cita Presiden Prabowo
Gol-gol kelas dunia tersaji di lapangan, dan para bintang dari berbagai negara tampil penuh semangat.
Lebih dari itu, turnamen ini menjadi perwujudan nyata dari salah satu Asta Cita Presiden Prabowo: menggerakkan ekonomi kreatif dan kerakyatan.
Tanpa dana negara, dengan total sponsor mencapai Rp 68 miliar, Piala Presiden menyulap semangat kolektif jadi kekuatan ekonomi riil di lapangan.
Bukti Nyata Ekonomi Kerakyatan yang Sesungguhnya
Perputaran uang yang tercipta selama turnamen bukan main. Dengan total penonton mencapai lebih dari 117 ribu orang dan lebih dari 100 gerai UMKM aktif, dampak ekonomi terasa hingga ke lapisan bawah.
Hotel penuh, lapak dagangan ludes, dan pekerja lepas bermunculan. Salah satu penjual makanan bahkan mengaku penghasilannya melonjak hingga delapan kali lipat.
Tak berlebihan jika disebut bahwa Piala Presiden 2025 adalah festival ekonomi rakyat yang dikemas dalam format sepak bola.
Bukan kerja Superman
Keberhasilan ini bukan hasil kerja satu orang. “Ini bukan kerja Superman, tapi kerja Superteam,” ujar Ketua Steering Committee, Maruarar Sirait.
Dengan filosofi gotong royong dan semangat transparansi, Piala Presiden 2025 memberi contoh bagaimana olahraga bisa menjadi kendaraan perubahan sosial dan ekonomi.
Kini, publik tinggal menunggu kejutan apa lagi yang akan disiapkan untuk edisi selanjutnya. Jika tren positif ini berlanjut, bukan tak mungkin Piala Presiden akan menjadi turnamen pramusim terbaik di Asia Tenggara.