TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Aman Wirakartakusumah mengatakan perubahan struktur Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) menjadi sekolah teknik bukan sekadar berubah penamaan saja. Menurut dia, perubahan ini akan berdampak pada orientasi keilmuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aman menjelaskan, Fateta merupakan wujud hibrida antara ilmu teknik, ilmu alam, manajemen, dan teknologi. Orientasi keilmuan ini adalah untuk mengembangkan sektor pertanian mulai dari hulu seperti mekanisasi, agricultural enggering, sampai ke hilir seperti hilirisasi hasil pertanian.
Berubahnya Fateta menjadi sekolah teknik, kata dia, akan menggeser paradigma penelitian dari yang semula terarah pada keberlanjutan agroekologi menjadi fokus pada efisiensi proses industri. "Mahasiswa akan didorong untuk berpikir sebagai teknokrat, bukan sebagai inovator sistem pangan dan pertanian," kata dia kepada Tempo pada Kamis, 5 Juni 2025.
Guru besar IPB itu menyadari bahwa tranformasi ilmu teknik ke dalam pertanian memang diperlukan. Tapi menurut dia semestinya kebutuhan itu dibentuk dalam wujud kolaborasi, bukan dengan menghapus naungan utama teknologi pertanian.
Sekolah teknik, dia berujar, sebagaimana namanya harus diisi dengan keilmuan teknik, dan bertugas mengembangkan ilmu-ilmu teknik seperti teknik kimia, teknik mesin, dan teknik murni lainnya.
"Aplikasinya ke pertanian itu yang selama ini dikerjakan oleh Fateta," ujar dia. Aman menyebut memindahkan program studi teknologi pertanian ke dalam sekolah teknik hanya membuat kerancuan dalam kedua rumpun ilmu tersebut.
Selain kurikulum dan orientasi keilmuan, Aman juga khawatir perubahan struktur tersebut akan berimbas pada berkurangnya support kampus terhadap penelitian-penelitian tentang pangan. Baik dari sumber daya manusia maupun dari anggaran. "Di Fateta saat ini saja interest penelitian pangan pertanian itu baru 68 persen, apalagi nanti," tuturnya.
Perubahan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB menjadi sekolah teknik telah disahkan oleh rektor IPB pada 27 Desember lalu melalui Surat Keputusan Rektor IPB No. 444 Tahun 2024 tentang Perubahan Pengelolaan Seluruh Program Studi Pada Fakultas Teknologi Pertanian ke Sekolah Teknik, IPB.
Penanggung Jawab sementara Dekan Sekolah Teknik IPB Slamet Budijanto mengatakan pembentukan sekolah teknik merupakan mandat dari arsitektur akademik IPB untuk mengembangkan ilmu keteknikan di bidang pertanian, maritim, dan biosains tropika.
Karena valuasi keilmuan yang ada di Fateta saat ini hampir 60 persen berisi teknik, Slamet menuturkan, maka muncul ide untuk menggabungkan keduanya guna efisiensi. "Bayangkan, ketika ada sekolah teknik, lalu ada Fateta yang juga mengerjakan teknik, apakah ini bukan pemubaziran sumber daya?," kata dia. "Ini juga akan saling memenjarakan," katanya.
Selain nama fakultas, Slamet memastikan bahwa tidak akan ada yang berubah, baik itu kurikulum maupun orientasi keilmuan. Slamet berujar bahkan atribusi kelulusan pun tidak akan berubah tetap sarjana teknologi pertanian. "Tidak ada yang berubah, bahkan mungkin sekolah teknik ini akan menguatkan yang sudah ada dari sisi rekayasa atau engineering-nya" kata dia pada Senin, 9 Juni 2025.